Berita Sempat Jadi Nomor 2, Yahya Sinwar Kini Jadi Incaran Utama Israel

by


Jakarta, Pahami.id

Hamas ditunjuk secara resmi Yahya Sinwar selaku kepala biro politik baru kelompok itu pada Selasa (6/8), menggantikannya Ismail Haniyah yang tewas dalam serangan di Teheran, Iran.

Penunjukan ini dibarengi dengan penyerangan sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, ke wilayah Israel.


Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Panglima Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik menggantikan Panglima Ismail Haniyeh yang syahid, semoga [Tuhan] kasihanilah dia,” kata Hamas dalam pernyataannya seperti dikutip Al Jazeera.

Setelah pengumuman tersebut, Israel menyatakan akan “menghapus” Sinwar, termasuk Hamas, dari muka bumi secepatnya.

“Penunjukan jagoan teroris Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, menjadi alasan kuat lainnya untuk segera memecatnya dan menghapus organisasi tercela ini dari muka bumi,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz dalam sebuah pernyataan. di media sosial X pada Rabu (7/8).

Sinwar merupakan pejabat tinggi Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina. Israel menuding Sinwar sebagai salah satu dalang serangan 7 Oktober 2023 yang memicu invasi brutal Negara Zionis ke Jalur Gaza hingga saat ini.

Israel juga menjadikan Sinwar sebagai salah satu pemimpin Hamas yang paling dicari selain Haniyeh.

Penunjukan Sinwar sebagai pemimpin politik baru Hamas disebut-sebut memberikan sinyal kuat kepada Israel bahwa kelompok tersebut akan semakin sulit diajak bernegosiasi.

Menurut beberapa pengamat, kepemimpinan Sinwar akan membuat negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera menjadi semakin tidak pasti.

Sebab, berbeda dengan Haniyeh yang lebih cair dalam berdialog, Sinwar disebut lebih tegas dalam menghadapi Israel.

Sinwar adalah salah satu dari tiga pemimpin Hamas paling senior di Jalur Gaza yang masih hidup hingga saat ini. Ia juga salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam.

Sinwar memainkan peran penting dalam politik dan militer di Hamas selama tujuh minggu serangan Israel di Gaza pada tahun 2014. Amerika Serikat melangkah lebih jauh dengan mencapnya sebagai “teroris global” pada tahun berikutnya.

[Gambas:Video CNN]

(blq/dna)