Berita Seberapa Kuat Houthi sampai Bikin Israel dan Barat Keteteran?

by


Jakarta, Pahami.id

Milisi yang menguasai Yaman, Houthimenjadi fokus setelah terus menyerang kapal yang lewat laut Merah sejak beberapa minggu terakhir, sebagai bentuk solidaritas terhadap situasi di Gaza.

Sebelum invasi Israel ke Palestina, kelompok Houthi kerap menyerang wilayah tersebut. Serangan baru-baru ini telah membuat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu dekatnya Amerika Serikat berada dalam “kesulitan”.

AS bahkan mengumumkan akan membentuk koalisi 10 negara di Laut Merah, termasuk Bahrain, untuk mencegah serangan Houthi.


Lantas seberapa kuatkah Houthi hingga membuat Israel menderita?

Houthi mempunyai beberapa senjata canggih untuk menyerang musuhnya. Menurut situs web Pusat Penanggulangan Terorismekelompok ini meluncurkan serangkaian sistem persenjataan canggih setahun setelah menguasai Yaman atau sejak tahun 2015, dengan bantuan Iran.

Pada tahun yang sama, Houthi menyerang kapal-kapal dengan ranjau dan rudal anti-kapal.

Salah satunya adalah rudal balistik jarak menengah Burkan 2-H yang memiliki jangkauan 600 mil atau 965 kilometer. Houthi menggunakan rudal untuk menyerang Riyadh dan Yanbu.

Houthi juga memiliki drone Qasef-1 UAV. Sejak 2017, mereka telah meluncurkan rata-rata enam UAV dengan rudal Gulf Coalition Patriot.

Negara-negara Arab membentuk koalisi dengan melancarkan kampanye militer pada tahun 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintahan Yaman.

Selain itu, Houthi mengerahkan sekitar 30 stasiun pengawasan pantai, drone, dan radar maritim untuk menambatkan kapal guna menciptakan solusi penargetan serangan.

Mereka juga melakukan pelatihan penyelam tempur di pulau Zuqur dan Bawardi di Laut Merah.

Perkembangan teknologi paling signifikan yang dilakukan Houthi adalah konversi speed boat penjaga pantai menjadi kapal drone peledak Shark-33. Mereka menggunakan perangkat ini untuk menyerang fregat Saudi pada 30 Januari 2017.

Houthi menggunakan Shark 33 dalam formasi segitiga, dengan kapal penyerang di depan, kapal komando di dekatnya, dan kapal media (untuk mendapatkan rekaman pertempuran) lebih jauh. Pada satu titik, senjata itu disamarkan sebagai memuat ikan.

Beberapa analis bahkan mengaitkan kebangkitan pasukan Houthi dengan kombinasi keberhasilan pengambilalihan Yaman pada tahun 2014 dan dukungan dari Iran.

Selain itu, pengalaman perang sebelum berhasil menguasai Yaman juga memperkuat dan memperkaya militer

“Houthi telah terbukti tangguh secara politik dan sangat mahir memanfaatkan peluang,” kata analis militer Michael Knight dalam kolom di situs Pusat Pemberantasan Terorisme.

Seorang pejabat koalisi Teluk menggambarkan Houthi sebagai kelompok terorganisir, rela mati dan tangguh.

Koalisi 10 Negara Didirikan oleh AS

Awal pekan ini, Amerika Serikat membentuk koalisi 10 negara untuk melawan serangan rudal dan drone dari milisi Houthi Yaman di Laut Merah.

Koalisi 10 negara yang tergabung dalam “Inisiatif Keamanan Berganda” ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

“Negara-negara yang ingin mempertahankan prinsip dasar kebebasan navigasi harus bersatu, untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor-aktor non-negara ini,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin seperti dikutip. AFP.

Koalisi tersebut dibentuk setelah milisi Houthi yang didukung Iran meningkatkan serangan terhadap kapal tanker, kapal kargo, dan kapal lainnya di Laut Merah.

Austin mengatakan aliansi keamanan dibentuk dengan tujuan untuk menjamin kebebasan navigasi bagi semua negara, serta memperkuat keamanan dan kemakmuran di kawasan.

Menanggapi terbentuknya koalisi ini, pihak Houthi justru mengancam akan terus menyerang kapal-kapal terkait Israel yang melewati Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap situasi di Gaza.

“Aliansi yang dibentuk AS bertujuan untuk melindungi Israel dan memiliterisasi laut tanpa pembenaran apa pun, dan ini tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan operasi sahnya untuk mendukung Gaza,” tulis kepala perunding dan juru bicara Houthi Abdel-Salam di media sosial X, dikutip Zaman Israel.

Kelompok Houthi mengatakan mereka akan menargetkan kapal apa pun yang berlayar menuju Israel atau terkait dengan Israel, meskipun beberapa kapal yang tidak memiliki hubungan jelas dengan Israel juga menjadi sasaran.

(isa/dna/bac)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);