Jakarta, Pahami.id —
Seorang bayi Palestina berusia dua bulan meninggal karena kelaparan di tengah agresi Israel Gaza. Bayi laki-laki malang itu diberi nama Mahmoud Fattouh.
Dia mati kelaparan karena PBB telah memperingatkan akan adanya ‘ledakan’ kematian anak-anak di Gaza karena kekurangan makanan dan air akibat invasi Israel.
Kantor berita Shehab memberitakan, Mahmoud Fattouh meninggal di Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza pada Jumat (23/2).
Rekaman yang dikonfirmasi oleh Al Jazeera menunjukkan seorang bayi kurus terengah-engah di ranjang rumah sakit. Salah satu paramedis yang membawa bocah itu ke rumah sakit mengatakan Mahmoud meninggal karena kekurangan gizi akut.
“Kami melihat seorang wanita menggendong bayinya sambil berteriak minta tolong. Bayi pucat itu sepertinya sedang menghembuskan nafas terakhirnya,” kata paramedis dalam video tersebut, seperti dilansir Al JazeeraMinggu (25/2).
“Kami bawa ke rumah sakit, ternyata dia gizi buruk. Petugas medis membawanya ke ICU. Bayinya sudah berhari-hari tidak diberi susu, karena di Gaza tidak ada susu bayi,” ujarnya. lanjutan.
Kematian Mahmoud terjadi ketika pemerintah Israel terus mengabaikan seruan global untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah yang diblokir militer.
PBB mengatakan sekitar 2,3 juta orang di Gaza kini berada di ambang kelaparan. Israel memutus semua pasokan makanan, air, dan bahan bakar ke Gaza pada awal perang, tetapi membuka pintu bantuan kemanusiaan pada Desember 2023 setelah negosiasi dengan Hamas.
Namun, badan-badan bantuan mengatakan pemeriksaan ketat oleh pasukan Israel dan protes oleh pengunjuk rasa sayap kanan di penyeberangan Kerem Shalom telah mencegah masuknya truk makanan ke Gaza.
Ketika pasokan mencapai Gaza, pekerja bantuan mengatakan mereka tidak dapat mengambil barang atau mendistribusikannya karena kurangnya keamanan, sebagian karena pembunuhan yang ditargetkan oleh Israel terhadap polisi yang menjaga truk kurir.
Situasinya sangat menyedihkan di bagian utara Gaza, yang hampir sepenuhnya terputus dari bantuan sejak akhir Oktober 2023.
Para dokter di sana melaporkan adanya peningkatan tajam angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak, khususnya bayi baru lahir.
Dr Hussam Abu Safiya, kepala Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, menggambarkan situasi kesehatan di sana sangat buruk.
“Tanda-tanda lemas dan pucat muncul pada bayi baru lahir karena ibunya kekurangan gizi,” kata Abu Safiya kepada Al Jazeera.
“Sayangnya, banyak anak-anak yang meninggal dalam beberapa minggu terakhir, jika kita tidak mendapatkan pertolongan yang tepat, kita akan semakin menderita karena kekurangan gizi,” ujarnya.
Meskipun situasi mengerikan, badan-badan PBB tidak memberikan bantuan. Program Pangan Dunia (WFP) mencoba melanjutkan pengiriman ke Gaza utara pekan lalu, namun mengumumkan penangguhan tersebut dua hari kemudian, dengan alasan tentara Israel dan penduduknya tidak dapat lagi menahan kelaparan dan memadati truk untuk berebut makanan.
(Wow)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);