Jakarta, Pahami.id –
Sekitar 970 staf Angkatan Udara Israel menandatangani petisi yang menolak perang Strip Gaza.
Petisi itu ditandatangani oleh pilot, petugas dan cadangan di Angkatan Udara Israel.
Media lokal Israel Haaretz dikutip dari Badan Anadolu Melaporkan bahwa “sekitar 970 anggota kru, beberapa masih aktif, menandatangani surat melawan perang tetapi tidak menyerukan untuk menolak bekerja.”
Dalam surat petisi, sebuah pernyataan juga ditulis bahwa “Perang di Gaza hanya untuk melayani kepentingan politik, bukan masalah damai.”
Angkatan Udara Israel terburu -buru untuk mengajukan ancaman pemecatan kepada para anggotanya yang menandatangani petisi.
Pejabat AU tinggi Israel juga telah menghubungi staf unit, termasuk pilot yang menandatangani petisi peringatan di Gaza. Petugas itu mengatakan kepada saya bahwa dia akan menghadapi pemecatan jika dia tidak mematuhi perintah.
Sebanyak 25 anggota AU Israel juga menarik diri dari tanda tangan petisi yang menolak perang di Gaza.
Hari berikutnya setelah petisi, Komandan AU Israel Mayor Jenderal Tomer Bar bertemu dengan beberapa perwira yang menandatangani petisi.
Bar kemudian menerima kritik dari para pejabat, mengingat keputusannya untuk mengancam anggota yang mencoba menyuarakan pendapat mereka melalui petisi dengan pemecatan.
Mereka mempertimbangkan tindakan bar untuk melanggar hukum dan etika yang terkait dengan hak -hak cadangan untuk mengungkapkan pendapat mereka.
Bar kemudian membantah kritik bahwa tindakannya bukan hukuman.
“Mereka yang menandatangani teks yang mengklaim awal perang terutama secara politis dan merusak masa depan pelepasan sandera, tidak dapat memenuhi cadangan mereka,” kata bar itu.
Dia kemudian menyatakan bahwa petisi yang ditandatangani oleh Perang Selma tidak valid. Bar percaya bahwa gencatan senjata dan perjanjian rilis tebusan akan segera ditandatangani.
(BAC)