Jakarta, Pahami.id –
Kelompok anti -Junta dari Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) meminta gencatan senjata di Myanmar Setelah gempa bumi Dengan besarnya 7,7 mengguncang negara.
Sejak junta mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021, mereka ditangkap untuk membunuh siapa pun yang menolak kekuatannya. Warga dan milisi melawan dan pertempuran terjadi.
Nug meminta gencatan senjata dua minggu yang dimulai pada 30 Maret. Perjanjian tersebut adalah untuk operasi penyelamatan darurat bagi korban.
Kelompok ini juga berjanji untuk memindahkan staf Gerakan Pertahanan Publik (CDM) untuk upaya penyelamatan di daerah -daerah yang dikendalikan oleh Junta.
Namun, mereka memberikan catatan junta untuk memastikan keselamatan personel penyelamat dan tidak melakukan penangkapan, menurut Myanmar sekarang.
Saat mengendalikan Myanmar, junta juga terbatas akses termasuk bantuan kepada publik. Komunitas internasional telah berulang kali menyerukan pemulihan demokrasi tetapi sampai saat ini belum terwujud.
Myanmar terguncang oleh gempa bumi pada hari Jumat sore. Sebagai akibat dari bencana ini, sekitar 1.700 tewas dan 300 terluka. Gempa bumi juga terasa di Thailand. Akibatnya, ribuan bangunan rusak dan 18 meninggal.
(NSA/DAL)