Berita Netanyahu Kecam Rencana Macron Ingin Akui Palestina

by
Berita Netanyahu Kecam Rencana Macron Ingin Akui Palestina


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron siapa yang ingin mengenal negara Palestina. Dia mengatakan langkah -langkah Macron dapat memicu antisemitisme atau anti -anti -anti.

Netanyahu mengatakan bahwa antisemitisme telah meningkat di Prancis setelah pengumuman.


“Panggilan Anda ke Negara Palestina sebenarnya mengabaikan kebakaran antisemitisme ini. Ini bukan diplomasi, tetapi upaya ini dianugerahi kekerasan Hamas, penolakan keras terhadap Hamas untuk melepaskan sandera, memperkuat mereka yang mengancam orang Yahudi Prancis, dan mendorong kebencian orang Yahudi yang sekarang menghantui jalan Anda,” kata Netanyahu. AfpSelasa (8/19).

Netanyahu mendesak Macron untuk menghadapi antisemitisme di Prancis. Dia meminta Macron untuk menggantikan kelemahan dengan tindakan, untuk menanggung tekad, dan melakukannya di Tahun Baru Yahudi yang jatuh pada 23 September.

Prancis adalah salah satu negara di Eropa yang ingin mengenal negara -negara Palestina.

Setidaknya 145 dari 193 anggota PBB sekarang mengakui atau berencana untuk mengakui negara -negara Palestina, termasuk Australia, Inggris dan Kanada.

Canberra bergabung dengan daftar awal bulan ini, mengumumkan keinginannya untuk mengenal Palestina pada bulan September.

PM Israel Benjamin Netanyahu mencicipi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese sebagai pengkhianat.

“Sejarah akan mengingat bahasa Albania seperti: seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan meninggalkan orang Yahudi Australia,” tulis Netanyahu.

Unggahan Netanyahu sendiri dibuat setelah Albanese mengatakan dia siap untuk mengenal negara Palestina di pertemuan Majelis Umum PBB (PBB) September mendatang. Pengakuan akan disampaikan dengan Prancis, Inggris, ke Kanada.

Netanyahu sangat mengutuk keputusan negara -negara besar ini. Menurutnya, langkah itu adalah bentuk dukungan untuk Millies Hamas Palestina.

(FRA/AFP/FRA)