Jakarta, Pahami.id –
Ukraina akan membeli senjata Amerika Serikat senilai US $ 100 miliar atau sekitar Rp1.623 triliun dalam perjanjian dengan NATO dan Washington.
Dalam dokumen yang terlihat Waktu keuanganUkraina dikatakan membeli senjata AS hingga Rp1.623 triliun, yang akan didanai oleh Eropa sebagai bagian dari keamanan.
Presiden Ukraina Volodyyr Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa pembelian senjata AS adalah bagian dari jaminan keamanan AS dan NATO, yang merupakan salah satu hasil dari pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Senin (18/8).
Sebuah pertemuan yang melibatkan para pemimpin Eropa yang berfokus pada nasib Ukraina dan prospek perdamaian dengan Rusia, yang berlangsung beberapa hari setelah Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus.
Dalam dokumen tersebut, Ukraina dan AS juga dikatakan disepakati pada perjanjian US $ 50 miliar (sekitar Rp811 triliun) pada produksi drone oleh perusahaan senjata Kyiv.
Dokumen ini tidak menentukan senjata AS yang akan dibeli oleh Ukraina. Namun, Kyiv telah menyatakan bahwa ia ingin memiliki setidaknya 10 sistem pertahanan udara Patriot untuk melindungi kota dan infrastruktur penting. Beberapa rudal AS juga merupakan salah satu senjata yang akan dibeli Kyiv.
Sejauh ini tidak ada penjelasan yang terkait dengan bentuk pengadaan atau investasi dalam perjanjian Ukraina-AS.
Dokumen ini juga mencakup keinginan Ukraina untuk gencatan senjata dengan Rusia. Alasannya adalah bahwa pertemuan Trump dengan Putin pekan lalu di Alaska pindah dari prospek gencatan senjata Rusia vs Ukraina karena yang terjadi adalah kedamaian hubungan AS-Rusia. Bahkan, tujuan pertemuan diadakan untuk mendorong penghentian perang di Ukraina.
“Perdamaian abadi tidak dapat didasarkan pada konsesi atau hadiah independen untuk Putin, tetapi pada kerangka keamanan yang kuat yang akan mencegah intrusi di masa depan,” isi dokumen, sebagaimana disebutkan oleh Financial Times.
Ukraina, dalam dokumen tersebut, menekankan bahwa ia tidak akan menyetujui perjanjian apa pun yang melibatkan pelepasan wilayah tersebut. Kyiv, di sisi lain, menekankan bahwa gencatan senjata adalah langkah pertama dalam mencapai kesepakatan perdamaian penuh.
Ukraina juga menyatakan penolakannya terhadap proposal Putin tentang penarikan militer di daerah perbatasan Luhansk dan Donetsk.
Menurut Kyiv, melakukan ini sama dengan memberikan jejak kaki ke Moskow untuk memindahkan tentara ke Kota Dnipro dan membuka jalan bagi Putin untuk mencapai tujuannya di Ukraina.
(BLQ/DNA)