Berita Komisi HAM DPR Desak Pengusutan Tuntas Kematian Janggal Vian Ruma NTT

by
Berita Komisi HAM DPR Desak Pengusutan Tuntas Kematian Janggal Vian Ruma NTT


Jakarta, Pahami.id

Wakil Ketua Komisi XIII DPR Divisi Hak Asasi Manusia, Andreas Hugo Pareira meminta polisi untuk menyelidiki kematian seorang aktivis lingkungan dari NUSA Timur (Ntt), Vian Ruma pada hari Jumat (5/9).

Andreas menilai bahwa Vian Ruma Case-A guru, juga dikenal sebagai seorang aktivis yang menolak proyek panas bumi yang kehilangan nyawa. Selain itu, ia mengatakan kasus ini juga melibatkan aspek perlindungan terhadap kebebasan berbicara.

“Kasus tragis ini bukan hanya masalah kehilangan nyawa negara, tetapi juga menyangkut perlindungan hak asasi manusia dan jaminan kebebasan berbicara,” kata Andreas ketika dihubungi pada hari Rabu (10/9).


“Pihak berwenang perlu mengungkapkan kasus ini sesuai dengan fakta,” tambah politisi PDIP.

Anggota parlemen dari Distrik Pemilihan NTT mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki insiden itu segera. Dia menuntut agar prosesnya transparan, bertanggung jawab, dan mandiri.

Dia mengklaim dia tidak ingin kasus Vian Ruma menjadi preseden yang buruk untuk perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Menurut Andreas, polisi harus menjelaskan kronologi kesalahan manajemen dalam kematian aktivis lingkungan.

“Penegakan hukum dalam kasus ini polisi perlu menjelaskan kasus ini untuk menghapus latar belakang dan penyebab kematian almarhum,” kata Andreas.

Sebaliknya, ia juga mendorong pemerintah untuk mulai memperkuat aturan dalam memastikan kebebasan pendapat, perlindungan para pembela hak asasi manusia, terutama di sektor energi. Menurutnya, pembangunan negara harus sejalan dengan hak asasi manusia.

“Tragedi ini adalah pengingat bahwa pembangunan sejati harus sejalan dengan hak asasi manusia, keterbukaan peraturan, dan perlindungan setiap warga negara yang berjuang untuk masa depan lingkungan dan kemanusiaan,” katanya.

Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30), ditemukan tewas dengan leher yang diikat ke sebuah pondok di Kampung Wodo, Kampung Tonggo, Distrik Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NUSA Timur (NTT) Jumat lalu (5/9).

Kepala Polisi Nagekeo, AKBP. Rachmad Muchamad Salili mengakui bahwa dia masih mengeksplorasi kasus ini. Dia mengaku telah meminta informasi dari beberapa saksi termasuk, orang yang pertama kali menemukan mayat korban, kepala desa dan kepala RT di tempat kejadian kepada keluarga.

“Kami masih dalam, kami masih tidak yakin (penyebab kematian), kami masih dalam,” kata Rachmad dikonfirmasi Cnnindonesia.com, Selasa (9/9) sore.

Sementara itu, berdasarkan siaran pers NTT NTT Cnnindonesia.com Pada hari yang sama, mereka mendesak polisi untuk menyelidiki kematian Vian Ruma yang aneh yang ditemukan tewas dengan leher yang diikat ke pondok desa Wodo, Kampung Tonggo, Nangaroro, Nagekeo, NTT, Jumat lalu (5/9).

“Walhi NTT mendesak Kepolisian Distrik Nagekeo untuk menyelidiki kasus ini secara transparan, profesional dan bertanggung jawab,” disebutkan dari rilis resmi NTT, Rabu (10/9).

Walhi NTT juga memberikan perlindungan aktivis, pendidik, dan komunitas yang berjuang untuk lingkungan dan masa depan wilayah tersebut.

“Kami percaya bahwa kebenaran harus diungkapkan dan keadilan harus ditegakkan. Kematian akhir Vian Ruma tidak dapat diizinkan menjadi misteri tanpa jawaban,” kata mereka.

(Thr/Kid)