Jakarta, Pahami.id –
Tentara Nepal Kendalikan Kathmandu setelah demonstrasi besar -rezim pemerintah di negara ini minggu ini.
Tidak hanya itu, mengutip dari AFP, Militer juga mengadopsi pembatasan kegiatan pasca -lapangan yang mengarah ke kerusuhan fatal. Tentara Nepal memberlakukan jam malam dan memulai diskusi dengan para pengunjuk rasa.
Militer terlihat berpatroli di jalan di ibukota Nepal. Mobil -mobil bersenjata tentara dilarikan melalui bangkai dan bangunan yang terbakar di daerah itu.
Sementara itu, pihak berwenang menggunakan pembicara yang menyerukan perdamaian di tengah kekosongan politik setelah pengunjuk rasa berhasil menggulingkan Perdana Menteri KP Sharma Oli.
“Perintah Larangan di ruang publik akan berlaku sampai 17:00 waktu setempat hari ini, setelah jam malam itu akan diimplementasikan secara nasional mulai pukul 06.00 pada hari Kamis,” tentara Nepal, dikutip dari Waktu Himalaya.
Komandan Militer Nepal Jenderal Ashok Raj Sigdel telah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan yang relevan, termasuk perwakilan Gen Z yang telah menjadi demonstrasi sepeda motor awal pekan ini. Namun, saat berita ini disesuaikan AfpTidak ada detail lagi.
Dalam pidatonya pada Selasa malam, Kepala Staf Angkatan Darat Ashok Raj Sigdel meminta publik untuk tetap tenang dan membuka dialog untuk menyelesaikan krisis di Gunung Himalaya.
Di satu sisi, mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Nepal, Shushila Karki (73) dikatakan sementara sementara.
Sebelumnya, demonstrasi besar terjadi di Nepal, terutama di ibukota Kathmandu. Dikatakan identik dengan demonstrasi sebelumnya di Indonesia, pengunjuk rasa yang dipimpin oleh Nepal Gen Z untuk memprotes pemerintah Sharma Oli dan perwakilan rakyat di DPR.
Demonstrasi itu kemudian kacau ketika ada tindakan membakar beberapa bangunan pemerintah penting, bangunan parlemen, tempat tinggal swasta minyak, dan kantor presiden.
Kompleks Pemerintah Singha Durbar, yang merupakan pusat Kantor Kementerian Nepal, juga menderita kerusakan parah. Kementerian Kesehatan dan Penduduk, bersama dengan kantor -kantor pemerintah lainnya termasuk Mahkamah Agung, dilaporkan telah benar -benar dihancurkan.
Selain itu, setidaknya 20 pengunjuk rasa terbunuh, kebanyakan orang muda, meninggal dan hampir 350 lainnya terluka sejak Senin (8/9) ketika demonstrasi terjadi setelah pemerintah melarang penggunaan media sosial.
(anak-anak)