Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali terkekeh mendukung Israel dengan menolak gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina.
Faktanya, invasi Israel ke Gaza akibat perangnya dengan milisi Hamas sejak 7 Oktober telah menewaskan 13 ribu orang. Hingga Senin (20/11), 5.500 di antaranya adalah anak-anak, sedangkan 3.500 korban lainnya adalah perempuan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Dalam kolom opini yang diterbitkan Washington PostBiden mengatakan gagasan gencatan senjata tidak akan menjamin perdamaian terhadap situasi di Gaza.
Dia menilai mendukung gencatan senjata sama saja dengan memberikan waktu kepada milisi Hamas, yang dianggap Israel dan AS sebagai “teroris”, untuk mempersiapkan serangan lain ke Tel Aviv.
“Selama Hamas tetap berpegang pada ideologi penghancurannya, gencatan senjata bukanlah perdamaian. Bagi anggota Hamas, setiap gencatan senjata adalah waktu yang mereka gunakan untuk membangun kembali persediaan roket, mengerahkan kembali pejuang, dan mulai melakukan pembunuhan lagi dengan menyerang orang-orang yang tidak bersalah lagi,” ujarnya. kata Biden dalam sebuah artikel tentangWashington Post.
Biden mengatakan tujuannya sekarang adalah memastikan perang tidak hanya berakhir hari ini, tapi juga mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini untuk selamanya. Ia juga ingin memutus siklus kekerasan yang tiada henti di Gaza, dan membangun sesuatu yang lebih kuat di Gaza dan di seluruh Timur Tengah agar sejarah tidak terulang kembali.
Biden juga meminta Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan meminimalkan korban sipil dalam tindakannya di wilayah Palestina.
[Gambas:Video CNN]
Dia mengatakan bahwa dia telah menasihati para pejabat Israel selama kunjungannya ke Tel Aviv agar tidak membiarkan rasa sakit dan kemarahan mereka membuat mereka melakukan kesalahan yang telah kita lakukan di masa lalu.
Dalam kesempatan itu, Biden juga menyampaikan bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik kronis di kawasan. Ia juga menyatakan bahwa di Gaza harus ada pemerintahan yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina.
“Saat kita mengupayakan perdamaian, Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, yang pada akhirnya di bawah kebangkitan Otoritas Palestina, dan kita semua berupaya menuju solusi dua negara,” tulisnya.
Selain persoalan Gaza, Biden juga menyoroti konflik di Tepi Barat yang dilakukan Israel terhadap warga sipil belakangan ini.
Ia menegaskan, AS siap mengeluarkan larangan visa bagi pelaku terorisme di Tepi Barat.
“Saya telah berbicara tegas dengan para pemimpin Israel bahwa kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan dan mereka yang melakukan kekerasan harus bertanggung jawab,” tulisnya.
Sejak invasi Israel ke Gaza dilancarkan pada 7 Oktober, komunitas internasional telah berulang kali menyerukan gencatan senjata segera di wilayah yang dikuasai Hamas.
Tekanan ini tidak hanya ditujukan kepada Israel sebagai pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, namun juga kepada Amerika Serikat yang merupakan sekutu terbesar Negara Zionis.
Salah satu seruan Presiden Jokowi saat bertemu Biden beberapa waktu lalu…
Jokowi meminta Biden berbuat lebih banyak untuk mengakhiri agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina. Salah satu tekanan tersebut adalah meminta AS membantu mewujudkan gencatan senjata.
Namun ketika ditanya bagaimana tanggapan Biden terhadap seruan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata, Jokowi enggan menjelaskan lebih lanjut.
“Iya tanya ke Presiden Biden,” pungkas Jokowi.
Selain Jokowi, seruan juga disampaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bersama Indonesia, mereka juga menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera, langgeng, dan berkelanjutan di Gaza.
Seruan tersebut disampaikan saat menghadiri pertemuan puncak dua hari forum Deklarasi Golden Gate Pemimpin Ekonomi APEC di San Francisco, Jumat (17/11) waktu setempat.
“Kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza,” kata pernyataan bersama tersebut.
Ketiga negara menyatakan seruan ini dikeluarkan untuk memberikan refleksi yang lebih baik dan adil di tengah pembahasan situasi Gaza di forum internasional tersebut.
“Kami sangat memperhatikan penderitaan manusia yang luar biasa dan dampak buruk dari perang dan konflik di seluruh dunia. Kami menekankan bahwa konflik dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian global,” lanjut pernyataan bersama tersebut.
(rds)
[Gambas:Video CNN]