Berita Kenapa Banyak Orang Korea Bernama Kim?

by


Jakarta, Pahami.id

Korea Selatan tak pernah kehabisan topik untuk dibahas secara komprehensif, mulai dari pemerintahan, budaya, industri hiburan, hingga klan Kim.

Menurut situs web Pusat Kebudayaan Korea, Korea Selatan kini memiliki hampir 300 suku. Sebanyak 10 juta orang atau sekitar 21 persen menggunakan nama Kim.


Juga, mengapa begitu banyak orang Korea bernama Kim?

Klan Kim berkerabat dekat dengan salah satu kerajaan terkenal di Korea, Silla, yang berdiri pada tahun 57 SM-935 M.

Kerajaan Silla juga pernah berperang dan bersekutu dengan negara lain di semenanjung Korea. Namun, mereka akhirnya berhasil menyatukan sebagian besar Korea pada tahun 668 Masehi.

Kim adalah nama keluarga yang terkenal dan merupakan penguasa Silla selama 700 tahun. Nama Kim berarti emas.

Selama berabad-abad di Korea, nama keluarga jarang ditemukan di kalangan siapa pun kecuali keluarga kerajaan dan bangsawan.

Keadaan ini berlanjut ketika nama keluarga diberikan sebagai tanda dukungan raja pada masa Dinasti Goryeo yaitu tahun 935-1392 Masehi.

Belakangan, pada akhir Dinasti Joseon (1392-1910), beberapa rakyat jelata menggunakan nama keluarga untuk kepentingan sosial dan ekonomi, seperti dikutip. Inggris.

Praktik ini berkembang pesat setelah sistem kelas dihapuskan pada tahun 1894. Di bawah pendudukan Jepang, orang Korea juga dipaksa menggunakan nama keluarga mereka.

Kemudian pada tahun 1904, peraturan sensus di Korea mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan nama keluarga mereka, demikian dikutip SBS Korea.

Orang sering memilih nama klan seperti Kim, Lee atau Park.

Namun, tidak semua orang yang menjadi Kim memiliki asal usul silsilah yang sama. Unit dasar sistem kekerabatan tradisional Korea adalah klan, atau bongwan.

Bongwan adalah kelompok yang nama belakangnya merupakan tanda asal geografis yang sama.

Oleh karena itu, Kim yang berbeda dapat menelusuri garis keturunannya ke tempat yang berbeda, terutama Gimhae. Kota tenggara ini merupakan tempat kelahiran Kim Su-Ro, pria yang dikenal sebagai Kim asli dan pendiri Kerajaan Korea Kuno, Gaya.

Mark Peterson, profesor studi Korea di Universitas Brigham Young, mengatakan banyaknya suku adalah bukti “sejarah damai” Korea.

Peterson menjelaskan, ketika sebuah kerajaan di Korea Selatan jatuh, pemerintah atau dinasti yang berkuasa tidak membunuh para bangsawan.

Peterson juga menjelaskan semakin beragamnya nama di Korea Selatan.

“Ada juga penambahan semua nama bangsawan dari mereka yang secara adat tidak memiliki nama keluarga, yaitu budak,” ujarnya.

Para pelayan ini sering kali mengambil nama belakang majikannya.

Sementara itu, pengamat studi Asia dari University of British Columbia, Donald Baker, punya pendapat tersendiri mengenai kisah di balik banyak orang Korea bernama Kim.

“Mereka menggunakan nama keluarga yang masuk akal untuk mengklaim bahwa mereka memiliki nenek moyang dari Tiongkok, negara yang paling dikagumi warga Korea,” kata Baker saat diwawancarai media Australia, dikutip situs resmi kampus tempat dia mengajar.

Namun, di Korea Selatan saat ini nama keluarga tidak menunjukkan garis keturunan keluarga. Nama hanyalah warisan politik-ekonomi negara.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);