Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menyatakan status waspada di beberapa wilayah konflik di Suriah dan memberikan rencana darurat bagi warga negara Indonesia (warga negara Indonesia).
Status waspada salah satunya ada di delapan provinsi yaitu Aleppo, Idlib, Hama, Daraa, Dier Zour, Raqqa, Hasaka dan Suwaida.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha menjelaskan, penetapan status tersebut menyusul eskalasi konflik antara pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada pekan lalu. .
“Ini provinsi yang kami anggap berbahaya dan dapat mengancam keselamatan warga kami di Suriah,” kata Judha dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (5/12).
Pada tahun 2023, Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyatakan status waspada di provinsi Hazaka, Raqqa dan Dier Zour. Sementara wilayah lain masih bersiaga.
“[Provinsi-provinsi] “Yang lainnya telah ditempatkan pada siaga kedua,” tambah Judha.
Judha menambahkan, saat ini WNI di Suriah masih berjumlah 1.162 orang, mayoritas berada di Ibu Kota Damaskus.
Dari jumlah tersebut, 35 WNI dilaporkan berada di wilayah konflik yang membara, yakni di wilayah Aleppo dan Hama. Sebanyak 29 WNI dilaporkan berada di Aleppo, sedangkan 6 lainnya berada di Hama.
Guna mengamankan WNI di Suriah, Judha menjelaskan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan KBRI Damaskus. Hal ini dilakukan untuk memantau dan mengawasi WNI dari ancaman perang saudara yang sedang berkecamuk di Suriah.
“Dari pusat, kami telah berkoordinasi dengan KBRI Damaskus dan KJRI terdekat untuk mengambil tindakan darurat guna melindungi WNI. [di Suriah],” tambah Judha.
Terakhir, Judha mengimbau seluruh WNI yang berada di Suriah untuk waspada. Pasalnya ancaman perang saudara antara Suriah dan kelompok pemberontak HTS bisa datang kapan saja.
“Kami menghimbau kepada seluruh WNI yang berada di Suriah untuk tetap waspada. Lindungi diri Anda dan segera laporkan kepada pihak berwajib jika terjadi ancaman,” tutupnya.
Ketegangan konflik di Suriah kini semakin meningkat setelah kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham menyerang dan merebut kota Aleppo dari pemerintah pada pekan lalu.
Menanggapi serangan ini, pemerintah Suriah berjanji untuk merebut kembali Aleppo dari kelompok tersebut. Suriah juga akan dibantu oleh beberapa milisi Irak yang didukung Iran, yakni milisi Badr dan Nujaba untuk merebut Aleppo.
(gas/dna)