Jakarta, Pahami.id —
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan potensi gempa besar (megaearthquake) di Palung Nankai untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.
Peringatan itu muncul sehari setelah gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang Prefektur Miyazaki pada Kamis (8/8).
JMA mengimbau masyarakat di kawasan hiposenter gempa Palung Nankai untuk melakukan tindakan pencegahan bencana.
Kapan terakhir kali Jepang dilanda gempa besar?
Megaquake merupakan kependekan dari gempa megathrust. mengikuti Kamus Collins Gempa bumi disebut gempa mega bila guncangannya mencapai magnitudo 8 atau lebih.
mengikuti Situs resmi Kanada Terkait gempa, gempa mega atau megathrust merupakan gempa besar yang terjadi di zona subduksi. Zona-zona ini berada di wilayah di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng lainnya.
Gempa besar menyebabkan tanah longsor di bawah air dari landas kontinen ke laut dalam. Endapan longsor dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.
Gempa bumi ini juga dapat memicu tsunami. Pergerakan gaya dorong gempa megathrust menyebabkan pergerakan vertikal besar di dasar laut dan hal ini menyebabkan sejumlah besar air menjauh dari pergerakan bawah air.
Jepang terakhir kali dilanda gempa mega besar pada tahun 2011. Saat itu, kekuatan gempa mencapai 9,1 SR.
Gempa ini juga menimbulkan tsunami dahsyat yang melanda Jepang. Akibat bencana ini, lebih dari 20.000 orang meninggal dan setengah juta orang kehilangan tempat tinggal.
Gempa tersebut juga meninggalkan bekas luka di dasar laut dan menjadi bahan penelitian ilmiah.
Geografis Nasional mengeluarkan laporan yang menyerukan gempa besar di Jepang pada Januari 2024.
Mereka menulis laporan bertajuk mega gempa di Jepang meninggalkan bekas di dasar laut.
Dalam dekade terakhir, para ilmuwan telah mempelajari gempa tersebut dengan menafsirkan gelombang seismiknya dan memindai kedalamannya dengan sonar.
Para ilmuwan juga menyelidiki penyebab dasar laut berguncang dengan memantau langsung lokasi patahan di Palung Jepang.
Saat menyelam ke Palung Jepang, peneliti menemukan tebing yang tidak sesuai. Tim mengatakan tebing ini adalah bagian atas bongkahan kerak bumi yang naik lebih dari 190 kaki saat gempa tahun 2011.
Berdasarkan gambar yang beredar, terlihat puing-puing retak di Palung Jepang akibat gempa dahsyat tersebut.
“Hal ini tampaknya menjadi penyebab utama kerusakan yang diakibatkan gempa bumi kuat ini,” kata Harold Tobin, direktur Pacific Northwest Seismic Network di Universitas Washington.
Dia kemudian berkata, “Di satu tempat ini, ujung patahan muncul ke permukaan dan mendorong segalanya. Dan mereka menandainya, mereka mengidentifikasinya tepat di permukaan tanah. Dan itu luar biasa.”
(isa/bac)