Berita Jimmy Carter, Presiden AS Paling Panjang Umur dan Vokal soal Palestina

by


Jakarta, Pahami.id

Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter meninggal dunia di usia 100 tahun pada Minggu (30/12).

Carter menghembuskan nafas terakhirnya di rumahnya di Plains, Georgia.

“Mantan Presiden AS Jimmy Carter meninggal dunia pada usia 100 tahun,” kata Carter Center dalam sebuah pernyataan CNN.


Sebelum meninggal, kesehatan Jimmy Carter sempat memburuk. Dia mulai menjalani perawatan rumah sakit pada Februari 2023.

Jimmy Carter pun baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-100 di tempat kelahirannya di Plains, Georgia, (2/10).

Jimmy Carter adalah mantan presiden tertua yang masih hidup, sekaligus presiden yang paling lama hidup dalam sejarah AS.

Carter adalah Presiden AS ke-39 pada tahun 1977-1981. Saat memimpin AS, ia menempatkan hak asasi manusia sebagai pusat kebijakan luar negerinya, terutama terkait konflik Israel-Palestina.

“Amerika tidak menciptakan hak asasi manusia, malah sebaliknya. Hak asasi manusia yang menciptakan Amerika,” kata Carter saat berpidato pada 15 Januari 1981.

Warisan Carter pasca-presiden mengundang banyak kritik dan kontroversi di komunitas AS. Ia juga vokal dalam membela hak-hak rakyat Palestina.

Pada tahun 2006, ia menjadi salah satu tokoh politik dan mantan presiden yang mempertanyakan kebijakan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Ia juga menyebut sistem kendali di wilayah pendudukan sebagai “apartheid”.

Carter juga menulis buku Palestine: Peace Not Apartheid pada tahun 2006.

Carter sering berbicara tentang pentingnya mengakui hak-hak warga Palestina, namun ia juga berulang kali menekankan bahwa motivasinya didasarkan pada kecintaannya pada Israel dan keinginannya untuk melihat negara tersebut bertahan.

Ia yakin hal tersebut tidak akan tercapai jika Israel terus menindas Palestina.

Carter juga mempunyai simpati yang mendalam, yang sering ia ungkapkan, terhadap orang-orang Yahudi dan penderitaan yang mereka alami sepanjang sejarah.

Namun, ia juga menegaskan bahwa sejarah bangsa Yahudi tidak bisa dijadikan alasan untuk menindas bangsa lain. Carter juga menilai, pembentukan negara apartheid Israel yang berorientasi etnis tidak akan mengakhiri antisemitisme atau dampak negatifnya terhadap orang Yahudi.

Pandangan itulah yang ia sampaikan dalam bukunya, meski kurang terlihat dalam kebijakan-kebijakannya semasa menjabat sebagai presiden.

Salah satu warisan Carter di dunia internasional terkait hak asasi manusia adalah perjanjian antara Mesir dan Israel, katanya seperti dikutip CNN.

Carter disebut-sebut terlibat dalam diskusi antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Berkat intervensinya, kedua negara menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi penuh.

Ia juga membantu AS menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, mengakhiri embargo senjata dengan Uni Soviet, dan menciptakan perjanjian Terusan Panama.

Selain itu, Carter kerap menyuarakan pandangannya mengenai situasi di Palestina. Pada tahun 2006, Carter mempertanyakan kebijakan Israel di wilayah pendudukan.

Mantan presiden AS itu juga menyebut sistem kendali di Palestina sebagai “apartheid”

Tak hanya itu, pada tahun 2009, Carter sempat khawatir karena masyarakat Gaza, Palestina, diperlakukan seperti binatang.

Bertahun-tahun kemudian, pernyataan Carter tentang Palestina menjadi dasar parlemen untuk menekan Presiden Joe Biden agar berhenti mengirimkan senjata ke Israel.

Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan agresi terhadap Palestina. Dalam operasi tersebut, mereka menyerang warga sipil dan objek sipil tanpa pandang bulu di Gaza.

Akibat invasi Israel, lebih dari 45.000 orang di Palestina tewas, puluhan rumah sakit lumpuh, puluhan tempat ibadah hancur, dan puluhan sekolah roboh.

Warga AS telah berulang kali meminta pemerintahan Biden untuk menghentikan bantuan kepada Israel. Meski begitu, mereka tetap melanjutkannya.

Kembali ke Carter, setelah retret dia dan istrinya, Rosalynn, mendirikan The Carter Center. Badan ini memantau pemilu internasional dan mempromosikan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Carter lahir pada tanggal 1 Oktober 1924. Ia mempelajari teknologi reaktor dan fisika nuklir di Union College, Schenectady, New York.

Dia kemudian ditugaskan ke pasukan kapal selam dan bertugas di armada Atlantik dan Pasifik.

Beberapa waktu kemudian, Laksamana Hyman Rickover menunjuk Carter sebagai perwira senior yang bertanggung jawab atas awak pra-komisi Seawolf, kapal selam nuklir kedua AS.

(rds)