Berita Israel Makin Brutal Bom Tiap Sudut Gaza, 7 Ajudan Bos Hamas Tewas

by


Jakarta, Pahami.id

tentara Israel melancarkan serangan udara terhadap kompleks kamp pengungsi Shati di utara Jalur Gaza, Palestinapada Senin (19/8).

Al Jazeera melaporkan bahwa serangan Israel menewaskan tujuh pembantu pribadi mendiang pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyahyang tewas terkena rudal di Teheran, Iran, beberapa pekan lalu.


Menurut sumber medis di Gaza, Israel telah meningkatkan serangannya di Gaza utara selama 24 jam terakhir. Salah satu serangan menargetkan kamp pengungsi Shati dan menewaskan tujuh pembantu Haniyeh.

Empat orang lainnya juga tewas dalam serangan Israel.

Selain di Gaza bagian utara, situasi juga semakin mencekam dan suram di bagian tengah Gaza. Pasukan Israel dilaporkan menghancurkan rumah sebuah keluarga di kamp pengungsi Bureij tanpa peringatan.

Serangan itu menewaskan enam warga Palestina.

Di Gaza selatan, tentara Israel juga melancarkan serangan cepat ke Al Mawasi, Rafah. Pasukan Zionis dikabarkan menembaki warga dan keluarga yang mengungsi di kawasan tersebut.

Serangan serupa juga berlanjut di kamp pengungsi Khan Younis.

“Pemboman Israel telah melanda seluruh Jalur Gaza tanpa henti sejak dini hari tadi,” kata laporan itu Al Jazeera pada Selasa (20/8).

Israel telah melancarkan invasi brutalnya ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Sejauh ini, kejahatan yang dianggap genosida di era modern ini telah menewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina.

Serangan Israel ini juga terjadi ketika upaya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas terus berlanjut dengan bantuan mediasi Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir. Namun hingga saat ini negosiasi masih menemui jalan buntu.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung usulan AS untuk menutup gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Netanyahu juga disebut-sebut telah menekan Hamas agar menyetujuinya.

Sementara itu, Hamas awalnya menyetujui usulan AS terkait gencatan senjata di Gaza. Namun, setelah AS mengkaji dan memasukkan tuntutan baru Israel, Hamas kembali menolak untuk menyetujuinya.

Hamas telah meminta mediator untuk menerapkan kerangka kerja yang digariskan pada akhir Mei oleh Presiden AS Joe Biden.

(rds)