Jakarta, Pahami.id —
Israel kelompok milisi yang dituduh Hizbullah menyimpan uang tunai sebesar $500 juta atau sekitar Rp7,7 triliun di bunker yang terletak di bawah rumah sakit di pinggiran ibu kota Beirut, Libanon.
Dalam konferensi pers, Senin (21/10), juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan sebuah bunker Hizbullah ditemukan di bawah Rumah Sakit Sahel di Dahiyeh, yang menyimpan uang tunai dan emas senilai ratusan dolar.
Bunker tersebut diklaim sebagai salah satu tempat persembunyian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah sebelum dibunuh pada 27 September.
Konon uang yang ada di bunker itu digunakan Hizbullah untuk membangun kekuatan mereka.
“Bunker itu sengaja ditempatkan di bawah rumah sakit dan menyimpan lebih dari setengah miliar dolar uang tunai dan emas,” kata Hagari seperti dikutip. Zaman Israel.
Menurut Hagari, pemerintah Lebanon harus menyita uang dan emas tersebut agar Hizbullah tidak bisa menggunakannya untuk menyerang Israel. Uang itu juga harus disita karena menurutnya uang rakyat Lebanon-lah yang dicuri Hizbullah.
“Uang itu bisa saja digunakan untuk memulihkan Lebanon, tapi malah digunakan untuk memulihkan Hizbullah,” ujarnya.
Hagari menegaskan, saat ini Angkatan Udara Israel sedang memantau kawasan bunker di sekitar rumah sakit. Meski begitu, dia meyakinkan Israel tidak akan menyerang Rumah Sakit Sahel.
Hizbullah sejauh ini belum mengomentari tuduhan Israel.
Direktur RS Sahel, Fadi Alameh, membantah bahwa area rumah sakit miliknya adalah lokasi bunker Hizbullah.
Laporan dari Penjaga, Sesaat setelah melontarkan tuduhan tersebut, Israel langsung memerintahkan warga Dahiyeh untuk mengungsi. Tentara mengatakan akan mulai menyerang bangunan di daerah tersebut sehingga warga harus menjaga jarak 500 meter.
Sekitar satu jam setelah perintah evakuasi, serangan udara dimulai. Salah satu serangan terjadi tepat di depan pintu masuk rumah sakit universitas Rafik Hariri, rumah sakit umum terbesar di Lebanon.
Setidaknya empat orang tewas dan 24 lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
(blq/rds)