Jakarta, Pahami.id —
Iran akan meluncurkan sistem pertahanan baru untuk menghadapi serangan balik Israel.
Wakil Ketua DPR Iran Ali Nikzad mengatakan senjata pertahanan jenis baru akan diluncurkan.
“Jenis rudal baru ditampilkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam Operasi True Promise II, yang tidak digunakan dalam operasi sebelumnya melawan Israel,” kata Nikzad dalam laporan Mehr News.
Operasi True Promise II mengacu pada serangan ratusan rudal balistik dan hipersonik Iran terhadap Israel pada 1 Oktober.
Serangan itu merupakan respons atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan IRGC Abbas Nilforooshan dalam operasi Israel.
Para pengamat menduga Iran menggunakan rudal balistik jarak menengah Shahab-3. Rudal ini disebut mampu membawa hulu ledak seberat 760 hingga 1.200 kilogram.
Iran juga menggunakan rudal hipersonik Fattah-1 yang mampu melaju dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.100 km per jam.
Karena kecepatannya yang tinggi, rudal hipersonik sulit dicegat atau ditembak jatuh.
Komentar wakil ketua DPR Iran itu muncul saat Israel bersiap merespons serangan Teheran. Beberapa pihak menduga mereka akan mengebom fasilitas nuklir Iran.
Dalam keterangan resminya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab dalam merespons serangan Iran.
Iran bahkan sebelumnya memperingatkan Israel untuk tidak membalas. Jika mereka mengabaikannya, Iran akan melancarkan serangan yang lebih mematikan dan dahsyat.
Di tengah rencana saling balas Iran-Israel, Teheran juga mengusulkan pengiriman jet tempur Su-35 dari Rusia.
Jet ini adalah salah satu pembom tempur Rusia yang paling canggih dan kuat.
Iran juga disebut-sebut sedang berusaha mengakuisisi sistem pertahanan udara canggih Rusia, S-400.
S-400 dikenal karena kemampuannya mendeteksi dan menghancurkan berbagai ancaman udara.
Jika S-400 dikerahkan bersama jet tempur Su-35, Iran dapat mengubah dinamika militer di Timur Tengah. Karena kehadiran mereka menghalangi calon penyusup.
Pakar militer dan Managing Editor EurAsian Times, Nitin J Ticku, berpendapat jika Iran mengakuisisi S-400, Israel akan kesulitan menetralisir fasilitas nuklir Teheran.
(isa/bac)