Berita Inggris Jajaki Sanksi 2 Menteri Israel Gegara Komentar Situasi Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

Bahasa inggris sedang mempertimbangkan untuk memberi pembatasan kepada dua menteri Israel terkait komentar mereka yang dianggap menjijikkan terhadap situasi di Gaza.

Kedua menteri tersebut adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Rabu (16/10) lalu, Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkan kemungkinan hukuman tersebut di depan parlemen.


Starmer mengatakan komentar Smotrich bahwa warga sipil Gaza yang kelaparan mungkin bisa dibenarkan adalah hal yang mengerikan. Sementara itu, Ben-Gvir mengatakan, pemukim Israel yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat adalah pahlawan.

“Kami sedang mencermati karena komentar tersebut jelas-jelas menjijikkan,” kata Stamer ReutersKamis (17/10).

Apalagi, kedua menteri Israel mengeluarkan pernyataan yang menentang ancaman sanksi. Smotrich dan Ben-Gvir masing-masing mengatakan ancaman sanksi tidak akan mengubah posisi mereka.

“Mereka tidak membuat saya takut dan saya akan terus bertindak demi kepentingan nasional tertinggi Israel,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Smotrich mengatakan tidak ada ancaman yang akan menghentikannya melakukan hal yang benar dan bermoral bagi rakyat Israel.

Pernyataan oposisi kedua menteri tersebut muncul setelah Inggris, bersama Prancis dan Aljazair, menyerukan pertemuan darurat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.

Starmer mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk.

“Israel harus mengambil segala tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban sipil, untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza dalam jumlah yang jauh lebih besar dan untuk memberikan kemampuan kepada mitra kemanusiaan PBB untuk beroperasi secara efektif,” kata Starmer di depan parlemen, Rabu (17/10) lalu.

Awal bulan ini Reuters melaporkan bahwa pasokan makanan ke Gaza turun tajam dalam beberapa pekan terakhir, setelah Israel memberlakukan peraturan bea cukai baru.

Amerika Serikat (AS) juga mengancam akan menghentikan bantuan senjata jika Israel tidak memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam waktu 30 hari.

Sebaliknya, utusan Israel untuk PBB mengatakan dia berkomitmen untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkannya.

Starmer memang mengambil tindakan yang agak keras terhadap Israel sejak ia terpilih, meski menyatakan ia mendukung hak Israel untuk membela diri.

Pemerintah membatasi beberapa izin ekspor senjata ke Israel, dengan mengatakan ada risiko peralatan pertahanan tersebut dapat digunakan dalam pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Selasa lalu, Inggris juga mengumumkan sanksi baru terhadap organisasi pemukim Israel yang terbukti mensponsori kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

(pta/pta)