Jakarta, Pahami.id —
Sebanyak 5.000 penduduk Palestina tewas atau hilang setelah 100 hari pengepungan dan serangan militer brutal Israel di wilayah ini Gaza Utara.
Agresi Israel belum berhenti meski ada upaya untuk merundingkan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza.
Peluncuran dari Al JazeeraIsrael membunuh sedikitnya 45 warga Palestina di Gaza sejak dini hari pada Senin (31/1).
“Peningkatan jumlah korban tewas terjadi di tengah laporan kemajuan mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata, dan seorang pejabat tinggi AS mengatakan kesepakatan itu mungkin terjadi minggu ini,” kata laporan itu. Al Jazeera yang dikumpulkan Selasa (14/1) dini hari WIB.
Mengutip dari Reutersmediator telah menyiapkan draf teks final perjanjian damai antara Israel dan faksi Hamas di Palestina.
Para pejabat yang mengetahui proses tersebut mengatakan rancangan akhir gencatan senjata dan pembebasan sandera telah disampaikan oleh Qatar kepada kedua belah pihak selama pembicaraan di Doha. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh kepala badan intelijen Israel Mossad dan Shin Bet, serta Perdana Menteri Qatar.
Selain itu, Steve Witkoff yang akan menjadi utusan AS saat Donald Trump kembali menjadi presiden AS pekan depan juga terlihat menghadiri perundingan tersebut. Sumber di AS mengatakan bahwa utusan pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat ini, Brett McGurk, juga hadir di sana.
“24 jam ke depan sangat penting untuk mencapai kesepakatan,” kata pejabat tersebut, seraya menggambarkan rancangan tersebut sebagai hasil terobosan tengah malam.
Sebagai informasi, Amerika Serikat bersama Qatar dan Mesir telah bekerja sama selama lebih dari setahun untuk mencoba merundingkan diakhirinya perang di Gaza, namun tidak membuahkan hasil.
Di Kairo, kata seorang pejabat keamanan Mesir Reuters bahwa rancangan teks yang dikirimkan ke Israel dan Hamas bukanlah kesepakatan akhir. Namun, katanya, hal itu “bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah luar biasa yang menghambat negosiasi sebelumnya”.
Minggu (12/1) lalu, Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menyetujui gencatan senjata di Gaza melalui negosiasi yang sedang berlangsung di Doha.
Ia berharap pemerintahannya akan berhasil menjadi perantara kesepakatan sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Januari.
Israel melancarkan serangan sporadis baik udara maupun darat ke Gaza sejak Oktober 2023. Sejak itu, lebih dari 46 ribu orang tewas di Gaza akibat serangan Israel.
Sementara itu, secara khusus, sebanyak 5.000 warga Palestina telah terbunuh atau hilang setelah 100 hari pengepungan dan serangan brutal pasukan Israel di Jalur Gaza utara.
Selain ribuan korban jiwa, total 9.500 warga Palestina terluka akibat operasi militer Israel di Gaza utara yang dilancarkan pada awal Oktober 2024.
Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan pengepungan Israel sebagai “bentuk pemusnahan, pengungsian dan penghancuran etnis yang paling mengerikan”, yang mempengaruhi ratusan ribu penduduk di wilayah tersebut.
Laporan Al Jazeera menyebut Gaza bagian utara saat ini seperti ‘kota hantu’ di tengah kehancuran dan tumpukan puing. Namun, beberapa orang yang selamat di sana menolak untuk pindah.
Laporan tersebut juga menyebut Rumah Sakit Kamal Adwan sebagai fasilitas layanan kesehatan terkemuka di utara, dibakar dan dihancurkan oleh pasukan Israel pada akhir Desember 2024. Nasib direktur rumah sakit tersebut, Hussam Abu Safia, juga masih belum diketahui.
(Reuters, Aljazeera/anak-anak)