Jakarta, Pahami.id –
Duta besar Azerbaijan Untuk Indonesia Ramil Ryazev Abil Oglu membahas invasi kejam Israel untuk Palestina yang berlangsung selama hampir dua tahun sambil memberikan “kuliah” singkat di masjid Istiqlal setelah doa Jumat (9/26).
Oglu mengatakan pemerintah negara itu mendukung solusi dua negara sebagai kerangka kerja untuk menyelesaikan konflik, di mana Palestina dan Israel didirikan sebagai negara independen dan berdaulat.
“Tentang Palestina, Azerbaijan memiliki posisi yang kuat dan kuat dalam menyelesaikan masalah ini dengan membentuk dua negara, yaitu Palestina dan dengan ibu kota Yerusalem Timur,” kata Ramil di masjid Istiqlal setelah menghadiri peringatan perang 44 hari dengan Armenia pada hari Jumat (9/26).
Azerbaijan adalah mayoritas populasi Muslim mantan Uni Soviet. Negara yang terletak antara Asia dan Eropa telah mengakui dan menjalin hubungan diplomatik dengan Palestina sejak 1992.
Namun, Azerbaijan juga memiliki hubungan dekat dengan Israel. Negara ini juga merupakan pemasok minyak untuk negara Zionis.
Pada tahun 2023, Azerbaijan menjadi eksportir minyak terbesar Israel untuk mencapai US $ 1,4 miliar per tahun. Negara ini juga memasok 65 persen minyak Zionis.
Pada tahun yang sama, ekspor senjata Israel ke Azerbaijan juga meningkat.
Menurut International Institute of Security Research of Stockholm (SIPRI) yang dikutip oleh OC Media, angka itu mencapai 69 persen dari semua senjata yang diimpor ke Azerbaijan antara 2016 dan 2020, sebelum Perang Nagorno-Barabakh kedua.
Azerbaijan juga memiliki hubungan diplomatik dengan Palestina. Palestina memiliki kantor kedutaan di Baku, tetapi Azerbaijan tidak memiliki kedutaan di tanah Palestina.
Palestina telah menjadi fokus invasi kejam Israel pada Oktober 2023. Sejak itu, mereka tidak pernah berhenti menyerang penduduk dan benda -benda publik.
Sebagai hasil dari intrusi, lebih dari 65.000 orang di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah dan fasilitas sipil dihancurkan, sehingga jutaan orang harus pindah.
(ISA/RDS)