Berita Apa Senjata Terkuat Milik Iran?

by

Jakarta, Pahami.id

Iran menyerang Israel dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan hipersonik pada Selasa (1/10) malam waktu setempat.

Serangan itu dilakukan saat tentara Zionis (IDF) sedang melakukan invasi darat ke Lebanon selatan.

Dalam melancarkan serangan tersebut, Iran tentu menggunakan senjata terbaiknya. Karena beberapa serangan tersebut tidak dapat menekan sistem pertahanan udara mereka, Iron Dome menjadi milik Negara Zionis.


Lantas, apa senjata terkuat Iran yang mampu menembus pertahanan Iron Dome Israel?

Rudal balistik jarak jauh

Salah satu senjata paling ampuh yang digunakan Iran untuk menyerang Israel adalah rudal balistik. Rudal balistik adalah sejenis peluru kendali. Rudal-rudal ini mengandung bahan peledak konvensional, seperti bahan peledak nuklir dan kimia.

Rudal balistik bekerja dengan cara yang sangat berbeda dari rudal lainnya. Dilansir Al Jazeera, rudal tersebut bekerja jika diluncurkan dari bawah. Setelah diluncurkan, rudal kemudian akan bergerak ke atas dan menukik ke bawah sesuai sasaran yang dituju.

Iran saat ini tercatat memiliki dua jenis rudal balistik yakni rudal balistik jarak pendek (CRBMs) dan rudal balistik antarbenua (ICBM), seperti dikutip. Reuters.

Rudal balistik jarak pendek digunakan untuk menyerang sasaran yang terletak tidak jauh dari lokasi peluncuran rudal. Sedangkan rudal balistik antarbenua digunakan untuk menyerang sasaran yang jauh dari lokasi peluncuran rudal.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti jumlah rudal balistik yang dimiliki Iran. Namun, jenderal angkatan udara Amerika Serikat Kenneth McKenzie memperkirakan negara yang mayoritas penduduknya Muslim Syiah itu kini memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik, dikutip dari situs United States Institute of Peace.

Rudal balistik yang dimiliki Iran saat ini antara lain rudal Shahab, rudal Sejil (dengan jangkauan 2.500 kilometer), Kheibar (dengan jangkauan 2.000 kilometer), Haji Qasem (dengan jangkauan 1.400 kilometer), Zolfaghar (dengan jangkauan 700 kilometer). ), dan rudal Emad-1 (dengan jangkauan 2.000 kilometer).

Lebih lanjut, rudal Shahab juga memiliki beberapa tipe yaitu Shahab 1 (dengan jangkauan 300 kilometer), Shahab 2 (dengan jangkauan 500 kilometer), dan Shahab 3 (dengan jangkauan 800 hingga 1000 kilometer).

Lanjutkan ke halaman berikutnya…

Rudal hipersonik

Senjata terkuat kedua yang dimiliki Iran untuk menyerang Israel adalah rudal hipersonik. Rudal hipersonik adalah jenis rudal berkecepatan tinggi. Rudal ini diklaim memiliki kecepatan setara lima kali kecepatan suara.

Dilansir Al Jazeera, rudal ini memiliki kecepatan minimal 5 langkah. Kecepatan tersebut setara dengan 1.700 kilometer per detik atau setara dengan 6.100 kilometer per jam.

Karena kecepatannya yang sangat tinggi, rudal hipersonik sangat sulit dideteksi oleh sistem radar. Bahkan, suara misil baru terdengar beberapa detik setelah mengenai objek atau sasaran yang dituju.

Iran kini tercatat memiliki sejumlah rudal hipersonik, dikutip dari Guardian. Salah satu jenis rudal hipersonik Iran yang paling terkenal adalah Fattah-2. Iran mengklaim rudal ini memiliki kecepatan 10.000 mil atau setara dengan 16.000 kilometer per jam.

Rudal Fattah Iran juga dilengkapi dengan sistem yang sangat canggih. Menurut pengamat International Institute for Strategic Studies (IISS) Fabian Hintz, rudal Fattah memiliki hulu ledak yang kuat.

Rudal tersebut juga memiliki sistem deteksi dini dan kemampuan manuver yang cepat, seperti dikutip CNN. Kemampuan tersebut memungkinkan rudal Fattah melakukan deteksi dini dan bergerak cepat menghindari sistem pertahanan Iron Dome Israel.

Selain itu, rudal Fattah juga bisa digunakan untuk serangan jarak jauh. Sebab, dilansir News 24, rudal ini mampu mencapai sasaran sejauh 1.400 kilometer.

Rudal hipersonik Fattah merupakan salah satu jenis rudal terbaru yang dimiliki Iran saat ini. Iran mengaku baru pertama kali menggunakan rudal tersebut saat menyerang Israel pada Selasa (1/10).

Pemerintah Iran menyatakan mereka baru mendapatkan rudal hipersonik Fattah-1 pada Juni 2023. Sedangkan Fattah-2 baru mereka dapatkan 5 bulan kemudian pada November 2023.

[Gambas:Photo CNN]