Pahami.id – Salah satu jalur di Kampung Bangunsari Ponorogo ditutup dengan tembok. Kejadian itu kemudian viral di media sosial.
Warga pun bingung karena jalan keluar masuk jalur harus memutari Jalan Gajahmada yang lebarnya 30 sentimeter. Cukup untuk dilewati satu orang.
Mereka khawatir jika ada warga yang sakit atau meninggal dunia, akan kesulitan melalui jalan kecil menuju Jalan Gajahmada. Selain sempit, juga berliku.
Affan, warga yang rumahnya di belakang gang, mengatakan pemilik kafe memblokir jalan. “Yang memagari jalur untuk akses warga adalah pemilik kafe di sebelah jalur tersebut,” ujarnya seperti dikutip dari Beritajatim.com, Jumat (30/6/2023).
Pemilik kafe mengklaim tanah bertembok itu miliknya berdasarkan BPN. Namun, warga menganggap bahwa ada hak atas jalan umum. “Warga meminta sertifikat itu ditinjau lagi, karena tumpang tindih dengan warga,” ujarnya.
Pemilik kafe, Bagus Robijanto, mengaku kericuhan berawal dari hubungannya dengan warga. Dia kesal karena warga telah membully dan mengucilkannya selama tiga tahun terakhir.
Bahkan, kata dia, keluarganya juga mengalami hal-hal yang kurang dimanfaatkan warga. “Untuk melindungi keluarga, kami harus memiliki tembok,” katanya.
Kata Robi, warga pernah meminta tanahnya dipecah dan dijadikan jalan umum. Namun, tidak ada niat dari warga untuk meminta secara baik-baik. Warga justru mengklaim itu jalan umum.
Tak hanya itu, warga pun sempat menggugatnya ke pengadilan, namun keputusan dimenangkan oleh keluarga Robi. “Warga menggugat dua kali, tapi keluarga saya menang dan keputusan sudah dibuat,” katanya.
