Pahami.id – Jutaan Nahdliyin–sebutan warga NU–tumpah di sekitar kawasan GOR Delta Sidoarjo, Selasa (2/7/2023). Mereka berkerumun bersama, berebut untuk menghadiri organisasi Islam terbesar berusia seabad di Indonesia.
Dalam sehari, jalur lalu lintas di Sidoarjo lumpuh total. Akses pintu tol Sidoarjo sempat ditutup, kemudian tiba-tiba berubah menjadi tempat parkir kendaraan jamaah haji. Ada bus, kendaraan pribadi, elf, dan berbagai jenis kendaraan lainnya.
Lima kilometer dari stadion dikepung TNI, Polri dan Banser. Ada empat pintu masuk stadion: dari utara, timur, barat dan selatan, semuanya diisi oleh Nahdliyin yang sudah berkumpul sejak dini hari tadi.
Dan seperti biasa, dalam setiap kegiatan yang melibatkan jutaan orang seperti itu, selalu ada yang menarik. Termasuk dalam resepsi harus seabad NU pagi ini sampai malam ini.
Misalnya, adanya relawan kebersihan yang tergabung dalam “tentara semut”. Mereka bertindak cepat membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan peserta di jalan mengingat tidak banyak tempat sampah yang disediakan panitia.
Relawan kebersihan ini mayoritas adalah pelajar sekolah, SMA, dan SMK di Sidoarjo. Mereka berkumpul bersama, hilir mudik di jalan menyapu sampah dan memungutnya di jalan.
Salah satu relawan tim semut, Arif, mengaku dirinya dan beberapa rekannya merasa bangga, senang dan ikhlas menjadi relawan, karena itu sebagai bentuk dedikasi dalam kegiatan ini.
“Ya, saya merasa senang, bisa membantu membersihkan sampah selama kegiatan berlangsung,” kata Arif di Sidoarjo suatu ketika.
Hal senada disampaikan Yani, siswa SMK Sidoarjo. Mengenakan seragam pramuka, lengkap dengan ashok dan ikat kepala berhiaskan pasukan semut, mereka terlihat berbaris memungut sampah di jalanan.
Tidak hanya itu, masih banyak lagi cerita di jalanan. Misalnya, ulah sejumlah pemuda yang berebut lalu memanjat pagar untuk masuk ke dalam stadion. Mereka sepertinya ingin memaksa masuk.
“Damai… damai… Nak,” teriak para remaja berbaju hitam dengan tulisan Arab Nahdlatul Ulama di punggung mereka.
Begitu juga di pagar samping. Sejumlah remaja terlihat memanjat menggunakan dahan pohon mangga di luar kompleks Stadion Gelora Delta Sidoarjo. “Ayo hati-hati. Jaga kakimu,” kata Andi.
Ada semangat toleransi yang tinggi
Karya besar NU tidak hanya disambut baik oleh Nahdliyin. Muhammadiyah misalnya. Di banyak titik, tampaknya ambulans dari RS Muhammadiyah telah diberitahu. Mereka juga menurunkan beberapa relawan yang menyediakan minuman gratis bagi jemaah.
Kampus Muhammadiyah Sidoarjo bahkan telah menyiapkan kampusnya sebagai tempat parkir kendaraan. Mereka juga menyediakan masjidnya sebagai tempat istirahat dan menampung para nahdliyin.
Di tempat lain, terlihat ormas Islam dari beberapa relawan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang tampil secara masal memberikan berbagai bantuan kebutuhan nahdliyin di lokasi. Mereka menyediakan tikar, makanan dan minuman gratis.
Tak hanya itu, komunitas lintas agama juga melakukan hal yang sama. Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sidoarjo bahkan ikut memperingati hari jadi organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
Untuk memeriahkan acara, jemaat GKI Sidoarjo secara mandiri memasang NU dan 4 bendera merah putih di depan gedung gereja. Tak hanya itu, kata Pastor GKI Sidoarjo Leonard Andrew Immanuel, pihaknya juga membuka posko untuk singgah jemaah Nahdliyin.
“Kami juga membuka rest area. Jemaat akan mendapat makanan dan minuman, serta fasilitas toilet dan Wi-Fi gratis,” ujar Pastor Leonard, Senin (6/2/2023).