Pahami.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang (Disdikbud) membenarkan adanya perhatian terhadap putri korban bunuh diri yang masih hidup di Pakis, Kabupaten Malang.
K (13) kini dirawat keluarga ibunya di Sekarpuro, Kabupaten Malang. Putri korban sempat diberi pertolongan untuk menghindari kejadian serupa.
“Kami akan memberikan bantuan psikologis mulai hari ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malang, Suwarjana, dikutip dari jaringan Ketik.co.id–Pahami.id, Rabu (13/12/2023).
Selain itu, ia juga memastikan akan memberikan beasiswa kepada putri korban. “Kami juga menanggung beasiswa pendidikan anak tersebut untuk sementara hingga sekolah menengah. Namun kami akan mengupayakan anak tersebut mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,” ujarnya.
Suwarjana mengungkapkan, ayah korban berinisial W (43) merupakan seorang guru di SDN Sukun 3. Ia mengatakan, korban merupakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Menurut teman-temannya, korban dikenal sebagai orang yang rajin dan taat beribadah.
W rajin puasa senin kamis, tidak berhenti, terus salat khitanan. Akhirnya Senin (12/11/2023) masih datang, normal. Pukul 09.00 WIB sudah diperbolehkan menjemput putrinya di SMPN 3, itu semuanya.”Kemudian pada Selasa (12/12/2023) pagi ditemukan tewas,” ujarnya.
Tidak ada perubahan atau tanda-tanda ketidaknyamanan pada korban sebelum ditemukan tewas akibat bunuh diri. Suwarjana pun mengaku belum mengetahui motifnya.
“Entah kenapa, saya belum tahu. Tapi misalkan ada anak yang menunggak di sekolah (masalah ekonomi), dua anak (K dan almarhum R) bersekolah di SD negeri. .Sekolahnya akan gratis,” ujarnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang telah memberikan uang duka dan hak lainnya kepada keluarga korban.
“Dalam hidup pasti ada masalah. Kalau ada masalah, ceritakan pada orang yang kamu percaya untuk menceritakannya. Jangan ditutup-tutupi, meski ternyata ada masalah besar,” nasehatnya.
Sementara berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, motif bunuh diri diklaim karena terlilit hutang. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, hal ini juga berdasarkan keterangan beberapa saksi yang menceritakan kepada korban Pak W yang bercerita seolah tak sanggup membayar utangnya.
Pernyataan tersebut disampaikan korban, Pak W, sekitar seminggu sebelum kejadian bunuh diri.
Sebelumnya, ada satu keluarga yang bunuh diri yakni ayah dan ibu mereka, W (43), S (40), dan saudara kembarnya, R (13) di sebuah rumah kontrakan di Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. , Selasa (12/12/2023) sore.
Catatan Editor:
Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Jika Anda atau orang di sekitar Anda sedang stres dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segera hubungi hotline bunuh diri Indonesia di 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kementerian Kesehatan di 021-500-454.