Pahami.id – Lulusan SMA ini menjadi perbincangan setelah ia mampu menyamar sebagai dokter untuk melamar pekerjaan di rumah sakit. Sosok mengerikan dokter palsu itu bernama Susanto. Dia belajar dengan aplikasi khusus sehingga dia bisa menipu orang lain.
Pria itu lulusan SMA di Surabaya, Jawa Timur. Penyamaran Susanto berakhir ketika perusahaan ingin memperbarui kontrak kerjanya. Yang mengejutkan masyarakat, Susanto sudah 2 tahun bekerja sebagai dokter. Bahkan mendapat gaji pokok sebesar Rp 7,5 juta serta berbagai tunjangan.
Kasus Susanto viral usai ia diadili di Pengadilan Negeri Surabaya, Senin (11/09/2023) lalu. Susanto mengakui semua perbuatannya dan harus melalui sidang dakwaan. Kasusnya bermula saat PT Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya membuka lowongan pada tahun 2020.
Mereka mencari Dokter Darurat untuk ditugaskan ke klinik. Susanto yang mengetahui ada lowongan segera berangkat mencari identitas dokter sesuai kriteria. Ia kemudian menggunakan identitas Dr Anggi Yurikno untuk melamar. Baik Susanto maupun Yurikno tidak saling kenal. Susanto tinggal mengunduh semua data dari internet dan mengedit fotonya.
Dokumen seperti ijazah, izin praktek, KTP dan sertifikat lainnya milik Anggi Yurikno. Susanto mengedit semua dokumen sehingga yang muncul adalah fotonya, bukan dokter aslinya.
Di luar dugaan, Puskesmas Surabaya menerima lamaran pekerjaan Susanto. Pria tersebut akhirnya ditempatkan di klinik PT Pertamina EP IV Cepu K3 pada 15 Juni 2020 hingga 31 Desember 2022.
Kiprah Susanto sebagai dokter gadungan berjalan mulus saat ditempatkan di Cepu, Jawa Tengah. Tipu muslihat Susanto terungkap saat ia mengirimkan berkas melalui WhatsApp untuk memperpanjang kontrak kerjanya.
HRD curiga karena Surat Tanda Registrasi yang dikirimkan Susanto atas nama Dr Anggi Yurikno ternyata bergambar berbeda. Mereka kemudian menemukan beberapa bukti bahwa Susanto bukanlah pemilik ijazah atas nama Dr Anggi Yurikno. Ternyata dokter aslinya sudah bekerja di RS Karya Pangalengan Bhakti Sehat Bandung.
Saat menjadi dokter palsu, Susanto mengungkapkan bahwa ia belajar dari aplikasi medis. Aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play dan situs resminya ini berisi beberapa informasi terkait penyakit dan pengobatannya. Susanto sendiri tidak merawat pasien dari masyarakat melainkan hanya pegawai internal. Susanto mengaku bisa menjalankan profesinya sebagai dokter gadungan karena hanya mengecek apakah pegawainya bisa bekerja dengan sempurna atau tidak.