Pahami.id – Calon presiden Prabowo Subianto menerima kartu anggota kehormatan dari Muhammadiyah saat menghadiri dialog publik di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jumat (24/11/2023).
Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, kartu anggota kehormatan itu diberikan tidak hanya kepada Prabowo, melainkan kepada seluruh calon presiden dan wakil presiden yang mengikuti konstelasi Pilpres 2024.
“Anggota kehormatannya kami berikan juga kepada Pak Anis dan Gus Muhaimin. Kepada Pak Ganjar dan Pak Mahfud, juga kepada Pak Prabowo. “Kalau Mas Gibran datang, kami juga akan memberi,” ujarnya dikutip dari jaringan Beritajatim.com–Pahami.id.
Muhammadiyah mempunyai tiga jenis kartu anggota yaitu biasa, luar biasa, dan kehormatan. Anggota kehormatan biasanya diberikan kepada tokoh-tokoh yang berkomitmen dan berintegritas serta dekat dengan Muhammadiyah.
“Mudah-mudahan komunikasi politik, baik terpilih maupun tidak, terjalin dengan baik. “Karena Muhammadiyah sudah mempunyai catatan kinerja yang sama,” ujarnya.
Prabowo menerima undangan dialog publik di Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Menhan mengaku dekat dengan Muhammadiyah. Ia merasa nyaman dan hampir menjadi bagian dari komunitas Muhammadiyah.
“Saat ini kami merasa sangat nyaman berada di tengah keluarga besar Muhammadiyah. “Mungkin karena di lingkungan saya sehari-hari banyak orang-orang Muhammadiyah,” kata Prabowo saat Dialog Umum di UMSurabaya.
Pimpinan Umum Partai Gerindra ini juga mengaku dekat dengan Pimpinan Umum Muhammadiyah seperti Amien Rais, Ahmad Syafi’i Ma’arif, Din Syamsuddin, dan Haedar Nashir.
“Kami berteman dan terkadang kami berbeda pandangan tapi kami tetap berteman. Di dunia negara-negara modern, di dunia negara-negara demokratis, di dunia negara-negara maju, kita menghormati perbedaan pendapat, kita menghargainya, kita menganggapnya wajar. Namun persahabatan, rasa kekeluargaan, rasa memiliki takdir bersama tidak bisa terpengaruh, ujarnya.
Meski terdapat perbedaan, menurutnya hal itu tidak mempengaruhi hubungan dan program yang ditujukan untuk kepentingan negara dan rakyat.
“Karena tanggung jawab kita terhadap bangsa dan negara dan umat lebih penting dibandingkan kepentingan pribadi kelompok atau perseorangan,” ujarnya.
Menurutnya, Muhammadiyah punya peran besar dalam sejarah bangsa. Organisasi ini mempunyai kontribusi yang besar dalam memajukan bangsa Indonesia.
“Kami memahami kontribusi tokoh-tokoh Muhammadiyah. Contoh sederhananya, saya berasal dari keluarga besar TNI. Panglima TNI yang pertama adalah mantan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Purwokerto, Panglima Jenderal TNI Sudirman, jelasnya.