Meiske Sumargo, ibu dari Denny Sumargo, belakangan menjadi perbincangan karena jejak digital masa lalunya yang menunjukkan bahwa suaminya adalah seorang penjudi.
Curahan hati Meiske Sumargo salah satunya terkait situasi ekonomi usai menikah dengan ayah Denny Sumargo.
Awalnya Meiske Sumargo mengungkapkan dirinya berasal dari keluarga yang sangat kaya. Orang tuanya dikenal sebagai orang terkaya di Sulawesi Tengah.
Namun karena restu orang tuanya dirahasiakan dan Meiske memilih menikah dengan ayah Denny Sumargo, Meiske tidak diakui sebagai anak dan dilepaskan oleh orang tuanya.
Meiske Sumargo mengaku tidak mendapatkan harta apapun dari orang tuanya setelah menerima lamaran ayah Denny Sumargo.
Di sisi lain, ayah Denny Sumargo awalnya memiliki tabungan hasil pensiun militer. Saat itu, ayah Denny Sumargo juga memiliki pekerjaan dengan gaji yang terbilang besar.
Namun kekayaan ayah Denny Sumargo hilang begitu saja karena suami Meiske adalah seorang penjudi. Meiske juga berjuang untuk bertahan hidup.
Saat Denny Sumargo hendak melahirkan, Meiske Sumargo memutuskan menjual aset perhiasannya karena tak punya uang untuk melahirkan.
Lantas, siapakah ayah Denny Sumargo yang menurut Meiske Sumargo adalah seorang penjudi? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Profil Ayah Denny Sumargo
Diketahui, ayah Denny Sumargo adalah seorang muslim pribumi bernama Nazaruddin Chaniago. Nazaruddin juga dikenal sebagai Haji Nazar Chang bin Bandaro, meninggal pada usia 72 tahun.
Nazaruddin berasal dari Sumatera Barat, khususnya dari suku Koto di Padang. Melalui akun YouTube Hits Music yang diposting pada 30 Agustus 2022, Denny Sumargo pernah bercerita bahwa sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya sempat menikah dengan wanita lain.
Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak. Anak tersebut diminta Nazaruddin untuk mencari anak Meiske Sumargo, Denny Sumargo.
Anak yang tidak diungkap identitasnya itu kemudian berhasil menghubungi Denny Sumargo dan Denny Sumargo akhirnya ingin bertemu ayahnya setelah 25 tahun berpisah.
Pertemuan pertama mereka akhirnya terjadi, namun Denny menganggapnya sebagai momen janggal. Pasalnya, Denny Sumargo memanggil ayahnya sebagai paman karena merasa tidak dekat.
Akhirnya obrolan ringan selama satu jam itu berakhir. Denny pun menilai dirinya masih punya banyak waktu untuk lebih dekat dengan ayahnya. Namun takdir berkata lain, keesokan harinya ayah Denny Sumargo meninggal dunia.
Meski berbeda agama, Denny Sumargo tetap membacakan Surat Al-Fatihah dan doa lainnya sebagai tanda bakti kepada almarhum.
Kontributor: Shifa Khoerunnisa