Pahami.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak membangun kesadaran masyarakat untuk mencegah bunuh diri. Menurutnya, pencegahan bunuh diri bisa dilakukan dari lingkungan terkecil. Misalnya meningkatkan ketahanan keluarga dan saling peduli.
“Mari kita tingkatkan kewaspadaan kepada saudara-saudara kita di lingkungan sekitar jika mereka menunjukkan gejala depresi dan bantu mereka mendapatkan pertolongan segera,” kata Khofifah pada Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia Tahun 2023 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (10/9). . /2023).
Khofifah berharap masyarakat yang merasa cemas berani meminta pertolongan. Hal ini penting, mengingat meningkatnya jumlah kasus bunuh diri.
Berdasarkan data Pusat Kejahatan Nasional (Pusiknas) Polri, penindakan kasus bunuh diri selama Januari-Mei 2023 sebanyak 451 kasus. Rata-rata, sejak awal tahun 2023, setidaknya 3 orang melakukan bunuh diri setiap harinya.
Selanjutnya, penindakan terbanyak terjadi di Polda Jateng sebanyak 174 kasus, Polda Jatim 82 kasus, Bali 42 kasus, Jawa Barat 31 kasus, Yogyakarta 22 kasus, dan Utara. Polda Sumut dengan 18 kasus. Masih berdasarkan data yang sama, berdasarkan lokasi kejadian, kasus bunuh diri paling banyak terjadi di kawasan pemukiman atau pemukiman yakni sebanyak 74 persen. Kemudian kebun, sawah, dan peternakan 13,3 persen dan lain-lain 12,6 persen.
Untuk itu, melihat angka kasus bunuh diri yang terus meningkat, Khofifah pun mengingatkan pentingnya kesehatan mental. Selain itu, kesehatan mental menjadi salah satu faktor utama masih tingginya kasus bunuh diri. Bahkan, lanjutnya, gangguan kesehatan mental juga mengancam anak-anak. Misalnya kasus bunuh diri akibat bullying di sekolah. Hal ini menunjukkan pentingnya peran guru, teman dan orang sekitar untuk lebih peka atau sadar terhadap situasi masing-masing.
“Perlu ada pendekatan kepada masyarakat, melalui tingkat mukim/RW/RT hingga lembaga pendidikan, untuk mengedukasi masyarakat agar berpikiran terbuka terhadap kesehatan jiwa,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Khofifah, keluarga mempunyai peran besar dalam mencegah seseorang melakukan bunuh diri. Yang bisa dilakukan adalah dengan membangun hubungan yang erat satu sama lain, memberikan perhatian penuh, mendengarkan cerita dan menghargai perasaan hingga memahami emosi antar anggota keluarga.
“Keluarga sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan psikologis anggota keluarga. Keluarga merupakan faktor penting dalam ketahanan kesehatan mental. “Jadi keluarga merupakan pendukung utama dalam upaya pencegahan bunuh diri,” jelasnya.
Di akhir, Khofifah juga mengingatkan pentingnya penguatan spiritual. Landasan menjadi orang yang beragama merupakan kunci utama seseorang menjadi sehat jiwa.
“Kekuatan spiritual, pemahaman keimanan yang utuh pasti menjadi landasan perbuatan dan sikap seseorang. Sehingga, ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, seseorang tidak akan lalai dalam bertindak,” tutupnya.