Pahami.id – Siksa Neraka menjadi bestseller di Indonesia dengan 2,3 juta penonton. Nyatanya, prestasi tersebut bukan menjadi patokan film-film Anggy Umbara bisa diputar di luar negeri.
Ada pengumuman bahwa film Siksa Neraka dilarang tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam. Informasi ini berasal dari laman Instagram Antenna Entertainments.
“Bagi yang menunggu, azab Neraka dilarang (ditampilkan) di Malaysia dan Brunei Darussalam,” demikian pengumuman yang disampaikan, Senin (8/1/2024).
Sebagai informasi, Antenna Entertainments merupakan distributor yang sering menayangkan film Indonesia di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Sri Lanka.
Sejumlah netizen bertanya-tanya mengapa film Siksa Neraka dilarang tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam. Ada yang menganggap film ini menampilkan surga dan neraka, sesuatu yang religius.
“Karena ada larangan memerankan adegan surga atau neraka menurut pandangan agama. Ini agama, masuk kategori supranatural,” kata @aliciaamran
“Tidak ada seorang pun yang mengetahui keadaan surga dan neraka yang sebenarnya. Oleh karena itu, menurut agama, tidak pantas orang meributkan surga dan neraka. Agar tidak terjadi kesalahpahaman,” ujarnya lagi.
Beberapa netizen lain juga mengamini alasan tersebut. Katanya, tidak pantas seseorang menggambarkan keadaan neraka dan surga.
“Dalam Alquran tidak baik menggambarkan surga, neraka atau malaikat,” kata @fazly91.
“Tidak pantas membayangkan surga dan neraka. Karena pikiran manusia tidak mampu menggambarkannya,” kata @jokokelana77.
Hingga tulisan ini dibuat, belum ada kejelasan mengapa film Siksa Neraka dilarang tayang di dua negara tersebut. Termasuk dari Dee Company selaku rumah produksi film yang dibintangi Kiesha Alvaro tersebut.
Film Siksa Naraka bercerita tentang empat bersaudara bernama Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah. Mereka adalah anak-anak seorang ustaz muda terkemuka di sebuah desa.
Sejak kecil keempat kakak beradik itu dididik dengan rajin. Mereka sering mendengar cerita tentang surga dan neraka dari ayahnya.
Suatu hari, Saleh dan saudara-saudaranya sedang menuju ke desa seberang, terbawa arus. Tiba-tiba, Saleh berada di neraka, seperti yang diceritakan ayahnya.
Dalam proses pencariannya, ayah dan ibu Saleh mempertanyakan apakah ‘bekal’ yang diberikan kepada anak-anaknya sepanjang hidup di muka bumi ini sudah mencukupi.
