dr. Uyik Unari, SpM(K), Jelajahi Berbagai Daerah untuk Aksi Sosial Berantas Kebutaan – Berita Jatim

by
dr. Uyik Unari, SpM(K), Jelajahi Berbagai Daerah untuk Aksi Sosial Berantas Kebutaan

Pahami.id – Melihat keindahan dunia sudah merupakan nikmat yang harus disyukuri, dan kehilangan pandangan berarti ada nikmat yang pasti hilang. Ini menggerakkan wanita paruh baya, dr. Uyik Unari, SpM(K), Founder Eyelink Foundation untuk aktif dalam aksi sosial kesehatan mata.

Keliling berbagai daerah hingga pelosok untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari kebutaan akibat gangguan penglihatan, hingga saat ini yayasannya telah memberikan operasi katarak gratis kepada lebih dari 11 ribu pasien di berbagai daerah. Salah satunya Pulau Bawean, Kabupaten Gresik yang digelar belum lama ini.

Sejumlah lansia terlihat berjalan pelan menuju posyandu kesehatan mata di Puskesmas Kecamatan Tambak, Jumat (10/2/2023).

Para lansia yang berkumpul di sini rata-rata berusia 60 hingga 80 tahun. Usia yang masih muda ini tidak menyurutkan mereka untuk melakukan Operasi Katarak & Pterygium secara gratis, dalam program “Buka Lentera Bawean” yang diadakan pada tanggal 6 – 11 Februari lalu.

“Sudah hampir setahun penglihatan Anda kabur dan mata Anda cenderung berair. Aktivitas seperti bekerja, belajar, dan beribadah menjadi sulit karena katarak ini,” kata Mega, salah satu anak pasien yang mendampingi ayahnya.

Cuaca mendung, bahkan gerimis, disertai angin agak kencang, beberapa tenda pemeriksaan mata terlihat robek di halaman Puskesmas Tambak. Beberapa pasien lansia ini berjalan lambat, karena keterbatasan penglihatan, ada pula yang dibimbing oleh keluarganya. Bahkan ada lansia yang datang sendiri, yang kemudian dibantu oleh tenaga medis Eyelink Foundation dan tenaga medis yang terlibat.

“Berpartisipasi dalam aksi sosial ini sungguh menyenangkan, ada kebahagiaan yang tak terlukiskan yaitu ketika melihat pasien yang telah menjalani operasi katarak dengan penglihatan yang baik, mereka dapat kembali produktif dan menjalankan ibadah dengan maksimal,” ujar dokter jaga di KMU tersebut. Klinik Mata Gresik.

dr. Uyik memang dikenal sebagai dokter spesialis mata yang gemar melakukan operasi katarak gratis hampir di berbagai daerah khususnya Jawa Timur seperti Banyuwangi, Mojokerto, Bali, hingga Kalimantan. Menurutnya, pelayanan pemberantasan miopia ini harus dilakukan secara rutin untuk menekan masalah kebutaan akibat katarak.

“Ternyata banyak masyarakat khususnya Bawean yang masih kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan mata dan masih belum ada dokter spesialis mata di daerahnya sehingga membutuhkan bantuan untuk menangani hal tersebut,” ujarnya.

Pemeriksaan mata pada lansia. (Dok: Eyelink Foundation)

Setelah melakukan ribuan operasi katarak gratis sejak 2010, Uyik semakin mahir dalam merawat pasien. Bahkan, ia sering merasa lega saat menemukan pasiennya tersenyum bahagia karena ketajaman visual mereka yang meningkat.

“Ucapan terima kasih pasien ini membuat saya semangat sekali, kebahagiaannya tak terkira,” lanjutnya.

Disinggung soal pengurangan biaya dan tenaga untuk bakti sosial yang dilakukan, dokter yang juga praktik di Lasik Center Nasional di Surabaya ini mengaku tidak mempermasalahkan hal itu. Eyelink Foundation telah melakukan lebih dari 11 ribu operasi katarak gratis di Indonesia.

“Tenaga medis dilibatkan agar biaya bakti sosial ini bisa diupayakan, tapi jika pasien tidak memiliki akses kesehatan dan biaya akan lebih miris, karena mereka lebih memilih membiarkannya dan akhirnya terjadi kebutaan,” dia berkata. dikatakan,

Menurutnya, biaya dan tenaga tidak sebanding dengan manfaat dan keuntungan yang diterima masyarakat. Misi sosial yang digagasnya melibatkan banyak pihak, bekerja sama dengan instansi pemerintah, universitas, organisasi dan lainnya.

Ia sering melakukan kegiatan bakti sosial bersama rekan-rekannya. Seperti kali ini, pendamping yang mendampinginya menjalankan Bakti Sosial Operasi Katarak & Pterygium di Bawean adalah dr. Fitria Romadiana, SpM(K), dr. Evy I. Apidian, SpM, dan dr. Danti Ayu Irawati, SpM.

“Saya sangat bersyukur ada rekan-rekan yang terlibat dalam kegiatan sosial ini. Saya berharap semakin banyak dokter spesialis mata melakukan aksi sosial dan bergandengan tangan dalam mengurangi masalah kebutaan di Indonesia,” ujarnya.

Dikatakannya, operasi katarak ini sudah menggunakan teknologi canggih yaitu Fakoemulsifikasi (tanpa jahitan), prosesnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit (+ – 15 menit) dengan pemulihan yang lebih cepat.

“Semoga pasien yang telah mendapatkan operasi katarak gratis dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” imbuhnya.