Di Usianya yang Ke-128, BRI Catatkan Kinerja Cemerlang – Berita Jatim

by
Di Usianya yang Ke-128, BRI Catatkan Kinerja Cemerlang

Pahami.id – Memasuki usianya yang ke-128 pada 16 Desember 2023, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan peran yang kuat dalam menggerakkan perekonomian nasional. BRI terus berkomitmen dalam melaksanakan transformasi yang dibuktikan dengan kinerja yang sangat baik dengan mencapai target yang telah ditetapkan.

Transformasi BRI yang dilakukan sejak tahun 2016 menjadi kado ulang tahun BRI untuk Indonesia. Pasalnya, transformasi tersebut membuahkan hasil kinerja yang mengesankan dari sisi Profitabilitas dan Neraca. Hal ini membuat perseroan semakin optimis menyambut akhir tahun 2023 dengan kinerja yang sangat baik.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, kepercayaan diri BRI tidak lepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2023. Bermula dari pencapaian aset konsolidasi BRI yang berhasil tumbuh 9,93% year-on-year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga dibarengi dengan laba dalam 9 bulan yang mencapai Rp 44,21 triliun atau meningkat 12,47% yoy.

Sunarso menjelaskan, kinerja tersebut merupakan hasil perjuangan dalam menjawab tantangan terkait risiko strategis yang berdampak jangka panjang. “Transformasi itu sulit dan berisiko. Oleh karena itu, harus berhasil dan dapat dicapai dengan memenuhi empat hal, kata Sunarso.

Menurut dia, yang pertama adalah kejelasan objek transformasi dan fokus. Kedua, pemimpin yang efisien dan konsisten harus mendorong transformasi. Ketiga, program gerakan transformasi diterima atau diikuti oleh seluruh anggota tim.

Terakhir, transformasi adalah mekanisme sistem. “Oleh karena itu, perlu dibuat rencana aksi transformasi agar menjadi mekanisme sistem,” kata Sunarso.

BRI sendiri, lanjutnya, memenuhi empat kriteria tersebut. Sunarso mencontohkan, kejelasan dan fokus pada objek transformasi di BRI yang mencakup dua hal utama yaitu digital dan budaya. BRI fokus pada keduanya dan diimplementasikan ke dalam sistem.

Kemudian untuk transformasi digital, perusahaan menargetkan dua hal yaitu proses digitalisasi dan penciptaan nilai baru. Sedangkan pada budaya, transformasinya diarahkan pada budaya yang berorientasi pada kinerja.

Dengan begitu, kata Sunarso, seluruh insan BRIL (pegawai BRI) mampu merancang dan merencanakan keberhasilannya sendiri. Perusahaan menyediakan tempat persaingan yang sehat dan lapangan persaingan yang sehat.

“Itulah yang disebut sistem. Dan itulah yang harus disediakan oleh perusahaan. “Itulah budaya berbasis kinerja yang kami rancang,” ujarnya.

Keberhasilan transformasi BRI tidak hanya dilihat dari keuntungan dan aset. Dari sisi fungsi intermediasi, perseroan berhasil melampaui target pertumbuhan kredit sebesar 10-12% year-on-year (yoy) pada tahun 2023. Realisasinya hingga akhir September 2023, penyaluran kredit BRI Group mampu tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp 1.250,72 triliun dan seluruh segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif.

Secara khusus, penyaluran kredit UMKM BRI juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,01% dari Rp 935,86 triliun pada akhir triwulan III tahun 2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun pada akhir triwulan III tahun 2023. Dengan itu, pangsa kredit UMKM BRI mencapai 83,06% dibandingkan total kredit BRI,” tambah Sunarso.

Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas kredit atau NPL (Non Performing Loan) BRI yang tercatat sebesar 3,07% atau lebih baik jika dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%. Selain itu, sebagai bagian dari strategi soft landing, BRI juga terus menyediakan cadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65%.

Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau meningkat 13,21% yoy. Penopang utama dana pihak ketiga BRI masih berasal dari dana murah (CASA) dengan porsi 63,64% atau Rp 821,14 triliun.

Strategi BRI untuk terus fokus meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi operasional bisnis berdampak pada peningkatan rasio efisiensi perseroan. Hal ini tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang terus membaik. “Rasio BOPO membaik dari semula 68,36% menjadi 68,07% dan CIR membaik dari sebelumnya 42,55% menjadi 41,28%,” imbuhnya.

Kemampuan BRI untuk tumbuh berkelanjutan juga didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank yang terjaga sebesar 87,76% dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48% atau jauh di atas ketentuan regulator.