Pahami.id – Cuaca panas terik melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk Pasuruan, Jawa Timur. Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan agar masyarakat membasahi masker (jika bekerja di luar ruangan) dan minum lebih banyak air.
Dokter mengungkapkan, polusi udara akan meningkat pada cuaca panas. Oleh karena itu, masyarakat bisa memakai masker yang permukaannya sudah dibasahi. Berdasarkan catatan BMKG, suhu maksimum yang diukur pada akhir September di beberapa wilayah di Indonesia cukup tinggi dengan kisaran suhu 34 – 38,0 derajat Celcius pada siang hari.
Suhu maksimum tertinggi mencapai 38 derajat Celcius yang diukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah pada periode tersebut. BMKG memperkirakan cuaca panas terik pada siang hari masih terjadi di beberapa wilayah (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan lain-lain) pada Oktober 2023.
Dikutip dari situs resmi BMKG, secara umum fenomena suhu panas terik terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi atmosfer yang dinamis. Saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca cerah dan pertumbuhan awan yang sangat minim terutama pada siang hari.
Keadaan ini tentu saja menyebabkan sinar matahari dapat sampai ke permukaan bumi pada siang hari tanpa terhalang berarti dari awan-awan di atmosfer, sehingga suhu di luar pada siang hari terasa sangat panas. Posisi semu Matahari menunjukkan pergerakan ke selatan ekuator. Artinya, wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, termasuk Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, relatif lebih kuat terkena paparan sinar matahari dibandingkan wilayah lainnya.
Suhu panas di Pasuruan mencapai 34 derajat Celcius pada siang hari. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pasuruan Arief Junaedi mengatakan suhu panas menyebabkan banyak masyarakat kekurangan cairan.
Tak hanya itu, Arif juga menceritakan, orang mudah terserang migrain atau sakit kepala jika terlalu banyak terkena panas langsung dari sinar matahari. Selain itu, masyarakat yang bekerja di jalanan juga rentan terkena penyakit paru-paru akibat polusi dan debu yang beterbangan. Maka dari itu Arif menyarankan agar masyarakat memperhatikan hal tersebut.
“Jika orang bekerja di jalan sebaiknya selalu memakai masker, untuk menjaga kelembapan masker boleh dalam keadaan basah. Banyak orang juga mengonsumsi air mineral untuk mengurangi dehidrasi.kata Arief dikutip dari Beritajatim.com–jaringan Pahami.idSenin (9/10/2023).
Dijelaskan Arif, jika seseorang kekurangan cairan terlihat saat buang air kecil, jika warnanya mulai menggelap, itu tandanya tubuh manusia kekurangan cairan. Selain minum air mineral, masyarakat juga dianjurkan mengonsumsi sayur dan buah.
Arif menganjurkan agar masyarakat yang keluar rumah selalu memakai penutup kepala, agar sinar matahari tidak langsung mengenai kulit. Masyarakat juga disarankan memakai kacamata saat berjalan, hal ini untuk menghindari iritasi mata.
“Saya berharap masyarakat terus menjaga gizi dan kondisi tubuhnya. Karena akhir-akhir ini banyak pasien saya yang mengeluh sesak nafas,tutupnya.