Pahami.id – Nama Rinoa Aurora Senduk menjadi perbincangan hangat karena diduga menjadi korban pelecehan dari kekasihnya sendiri, Leon Dozan. Menariknya lagi, Leon merupakan anak dari bintang senior, Willy Dozan.
Dugaan penganiayaan yang dilakukan Leon Dozan menjadi viral setelah foto Rinoa Aurora dengan luka lebam di sekujur tubuhnya tersebar di media sosial. Ada juga video Rinoa yang terlihat ketakutan saat dipeluk oleh Leon Dozan yang melontarkan kata-kata kotor.
“Oh, aku mau lapor. Video saja biar aku bisa masuk penjara. Tidak apa-apa. Aku tidak takut dengan polisi. Polisi itu anjing. Sialan,” ucap Leon tanpa rasa takut sedikit pun.
Saat Leon Dozan banyak menyedot perhatian karena latar belakangnya sebagai anak seorang artis, masyarakat pun mulai ingin mengetahui sosok Rinoa Aurora. Meski tak terlalu populer, Rinoa juga berlatar belakang artis.
Lebih lengkapnya simak deretan potret Rinoa Aurora Sinduk yang diduga dianiaya oleh Leon Dozan.
1. Diduga korban pelecehan, Rinoa Aurora adalah perempuan asal Sulawesi Utara yang mengawali karir di dunia hiburan.
2. Rinoa yang baru terjun ke dunia seni peran pernah membintangi film layar lebar Lokananta dan sinetron Si Doel the Series.
3. Sebelumnya pernah menjadi Duta Putri Adhyaksa Kota Tomohon 2019 dan Putri Luar Angkasa Sulawesi Utara 2020.
4. Wanita berusia 19 tahun ini saat ini terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Tarumanagara Program Studi Ilmu Hukum.
5. Selain bakat aktingnya, Rinoa memang punya paras cantik dan postur tubuh yang sangat menjadikannya body goal.
6. Penampilan cantiknya terlihat dari foto yang diunggah ke akun Instagram @rinoaaurora yang diikuti lebih dari 38 ribu pengikut.
7. Penampilan cantik Rinoa juga didukung dengan selera fashion yang stylish dan kekinian, membuat aura kecantikannya semakin terpancar.
8. Banyak yang kesal karena Rinoa harus menjadi korban pelecehan kekasihnya sendiri.
Hingga saat ini, kekasihnya, Leon Dozan, belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait dugaan penganiayaan yang diduga dilakukannya. Willy Dozan, ayahnya, memilih bungkam dan membatasi kolom komentarnya di media sosial.
Kontributor: Chusnul Chotimah
