Pahami.id – Mengenal lebih dekat Graham Arnold, pelatih Timnas Australia yang akan menghadapi Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia di babak 16 besar Piala Asia 2023.
Timnas Indonesia pasti akan menghadapi Australia di babak 16 besar Piala Asia 2023 setelah lolos lewat peringkat ketiga terbaik.
Duel antarnegara tetangga akan berlangsung di Stadion Jassim Bin Ahmad pada Minggu (28/1) pukul 18.30 WIB.
Jelang laga ini, pelatih kedua tim, Shin Tae-yong dan Graham Arnold rupanya sudah kerap bertemu secara diam-diam sebelumnya.
Baik Shin Tae-yong maupun Graham Arnold sudah empat kali bertemu, dengan pelatih timnas Indonesia itu mencatatkan satu kemenangan, satu kali imbang, dan dua kekalahan melawan pelatih asal Australia tersebut.
Kini, mengingat pertemuan terakhirnya di tahun 2021, keduanya akan kembali bertemu di Piala Asia 2023. Dengan catatan apiknya, Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia diyakini mampu memberikan perlawanan.
Namun Graham Arnold dan Australia diyakini akan tampil All-Out mengingat laga ini berlangsung di babak knockout atau babak Knockout.
Saking seringnya menjadi lawan Shin Tae-yong, nama Graham Arnold kini ramai dibicarakan. Lantas, bagaimana rekam jejak pelatih asal Australia tersebut?
Pelatih Legendaris Australia
Graham Arnold merupakan pelatih asal Australia yang lahir di Sydney pada 3 Agustus 1963 atau kini telah berusia 60 tahun.
Karirnya di dunia sepak bola dimulai sebagai pemain. Pria yang sebelumnya berposisi sebagai striker ini memiliki nama besar di Australia, Asia bahkan Eropa.
Saat masih bermain, Graham Arnold bermain untuk Canterbury-Marrickville, Sydney United dan Northern Spirit di Australia.
Sementara di Eropa, ia pernah bermain di Belanda bersama Roda JC dan NAC Breda, serta bermain di Belgia bersama Liege dan Charleroi.
Menjelang akhir karir bermainnya, Graham Arnold juga bermain di Jepang bersama Sanfrecce Hiroshima, sebelum kembali ke Australia dan mengakhiri karirnya pada tahun 2000.
Usai gantung sepatu, Graham Arnold terjun ke dunia kepelatihan. Siapa sangka, karir kepelatihannya sebenarnya dimulai saat ia masih bermain pada tahun 1989/1990 dan 1999-2000.
Namun Graham Arnold baru terjun penuh di dunia kepelatihan pada tahun 2000 saat menjadi asisten Frank Farina dan Guus Hiddink hingga tahun 2006.
Saat Guus Hiddink mengundurkan diri, Graham Arnold menjadi pelatih sementara Australia hingga Piala Asia 2007 digelar di Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Usai Piala Asia 2007, Australia menunjuk Pim Verbeek sebagai pelatih. Hal ini membuat Graham Arnold kembali menjadi asisten hingga 2009.
Usai mengabdi pada negaranya, Graham Arnold melanjutkan karir kepelatihannya di level klub. Dia juga melatih Central Coast Mariners dari tahun 2010 hingga 2013.
Dalam kurun waktu tersebut, Graham Arnold mampu membawa timnya menjuarai Liga Australia 2012/2013 hingga ia ditawari tim Jepang Vegalta Sendai pada Februari 2014.
Sayangnya, karier Graham Arnold di Jepang tidak berjalan baik. Dua bulan setelah ditunjuk sebagai pelatih, ia dipecat dan kemudian kembali ke Australia untuk melatih Sydney FC.
Di klub asalnya, Graham Arnold bertahan selama empat tahun dan membawa Sydney FC menjuarai Liga Australia 2016/2017 dan Piala Australia 2017/2018.
Kerja bagusnya di level klub kemudian membuat Australia kembali menunjuknya sebagai pelatih tim senior dan tim U-23.
Saat membimbing Australia di Piala Asia 2019, Graham Arnold kembali hanya mampu membawa Australia ke babak perempat final.
Namun bersama tim U-23, Graham Arnold mampu membawa Australia meraih juara ketiga Piala Asia U-23 2020 dan lolos ke Olimpiade 2020.
Hingga saat ini, Graham Arnold masih tercatat sebagai pelatih Australia. Meski belum meraih gelar bergengsi, ia punya catatan bagus bersama Socceroos.
Salah satu rekornya adalah Australia menjadi negara pertama yang menjuarai 11 kali berturut-turut Kualifikasi Piala Dunia.