CD Palestino Klub Asal Cile yang Bersuara Lantang untuk Kemerdekaan Palestina – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Dukungan terhadap rakyat Palestina terus disuarakan dari seluruh dunia, di Jakarta hari ini, Minggu (5/11), jutaan orang turun ke jalan menyuarakan Palestina Merdeka.

Suara solidaritas dan dukungan terhadap rakyat Palestina dari invasi militer Israel banyak disuarakan di ranah publik, termasuk di dunia sepak bola.

Sejumlah suporter Liga Indonesia baru-baru ini turut mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas seperti yang ditunjukkan suporter Persib, Persija, Madura United, dan Persiraja.

Meski bentuk dukungan terhadap Palestina itu berujung pada pembatasan seperti yang dialami klub Persiraja. Berbicara soal dukungan terhadap Palestina tidak hanya dilakukan oleh suporter klub Liga Indonesia atau klub Eropa seperti Celtic FC misalnya, di Chile juga terdapat klub yang berasal dari Palestina.

CD Palestino, klub yang bermain di kompetisi tertinggi Liga Chile, kerap bersuara vokal mendukung kemerdekaan Palestina dari cengkeraman tentara Israel.

Ketika Palestina diserang tentara Israel dalam beberapa pekan terakhir, CD Palestino melalui akun media sosialnya terus bersuara lantang bahwa kemerdekaan Palestina adalah solusi konkrit untuk menghentikan perang di Timur Tengah.

Saat CD Palestino menghadapi klub besar Chile, Colo-colo pada 4 November 2023, akun resmi mereka akan memasang bendera Palestina.

“Solidaritas untuk rakyat Palestina,” tulis caption unggahan CD Palestino seperti dikutip Pahami.id, Minggu (5/11).

Pada unggahan lainnya, CD Palestino mengunggah foto pendukungnya yang memamerkan tato bertuliskan “Palestine Liberte”

“Baju terindah di dunia juga hadir di @Santiago2023Oficial,” tulis keterangan unggahan fotonya.

CD Sejarah Palestina

CD Palestino merupakan klub yang berpusat di kota Santiago, Chile dan didirikan pada tanggal 20 Agustus 1920. Klub ini didirikan oleh para pengungsi asal Palestina yang datang ke Chile pada periode tersebut.

Mengutip penjelasan sejarawan Brenda Elsey, saat itu sejumlah imigran Arab yang datang ke Chile berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat setempat dengan mendirikan klub sepak bola.

Mereka memutuskan untuk mengikuti budaya populer masyarakat setempat agar bisa diterima. Mereka sudah lama berkecimpung di sepak bola, kata Elsey dalam buku berjudul Citizens and Sportsmen: Fútbol and Politics in Twentieth-Century Chile, dirilis pada tahun 2011.

Menariknya, PSSI Chile sendiri baru resmi meluncurkan kompetisi resmi pada tahun 1952. Saat itu, CD Palestino bermain di kasta kedua Liga Chile. Tiga tahun berselang, klub berjuluk Baisanos itu menjuarai kompetisi teratas Chile untuk pertama kalinya.

Periode 50an bisa dikatakan sebagai periode terbaik CD Palestino. Klub ini bahkan mendapat julukan Millonario alias miliarder karena sejumlah pemain asal Chile saat itu bermain untuk CD Palestino.

Setelah cukup lama berpuasa gelar, barulah pada tahun 1978, CD Palestino kembali meraih gelar juara divisi teratas Chile. Selama periode ini, salah satu pemain CD Palestino yang paling menonjol adalah Elías Figueroa.

Di tahun yang sama, CD Palestino meraih gelar ganda saat menjuarai Copa Chile. Memasuki tahun 2000an, CD Palestino memasuki masa-masa sulit.

Pada tahun 2004, klub mengalami pergantian kepemilikan yang mengakibatkan terpuruknya CD Palestino di kompetisi tersebut. Bahkan pada tahun 2006, klub ini harus melalui pertandingan play-off agar tidak tersingkir.

Perjuangan rakyat Palestina

Sepanjang keberadaannya selama beberapa dekade, CD Palestino tetap konsisten memperjuangkan semangat kemerdekaan Palestina. Menariknya, baru pada Januari 2014, klub ini mendapat sanksi sebesar 1.300 dollar AS dari PSSI Chile.

Pembatasan ini diberikan karena CD Palestino menggunakan jersey baru dengan warna tradisional klub yaitu warna bendera Palestina. Soalnya, pada nomor punggung 1, di bagian belakangnya terdapat peta negara Palestina.

Peta ini dinilai PSSI Chile melanggar aturan mereka dan CD Palestino mendapat sanksi berat. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata pelarangan klub ini karena adanya campur tangan kelompok Yahudi di Chile.

Mereka melakukan demonstrasi dan menuntut agar klub CD Palestino dibatasi secara ketat karena peta negara Palestina. Padahal, jersey tersebut pernah dikenakan klub ini pada tahun 2013 lalu.

PSSI Chile kemudian mengatakan, pelarangan CD Palestina karena mereka menentang segala bentuk diskriminasi politik, ras, dan agama. Pernyataan ini sebenarnya dianggap oleh sebagian besar kelompok CD Palestina sebagai keputusan sepihak.

“Bagi kami, Palestina yang merdeka akan selalu menjadi Palestina yang bersejarah, tidak kurang,” tegas pernyataan klub usai mendapat hukuman dari PSSI Chile.