Jakarta, Pahami.id —
Menteri Keuangan sayap kanan IsraelBezalel Smotrich, mendesak Kejaksaan Agung segera mengeluarkan keputusan pengadilan untuk mencegah mogok nasional yang dilakukan ratusan ribu warga pada Senin (2/9).
Laporan dari CNNdalam surat yang ditujukan kepada Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, Smotrich berpendapat bahwa pemogokan nasional akan merugikan perekonomian masa perang dan menjadi preseden yang berbahaya.
Sebelumnya, Smotrich mengaku telah mengeluarkan perintah kepada Departemen Gaji di Kementerian Keuangan Israel, untuk mengeluarkan perintah bahwa siapa pun yang ikut mogok nasional tidak akan dibayar.
Pemogokan nasional diserukan oleh pemimpin serikat buruh terbesar Israel, Arnon Bar-David, untuk menekan pemerintah agar membebaskan sandera di Gaza.
Menurut Smotrich, pemogokan seperti itu tidak mempunyai dasar hukum. Dia mengatakan tindakan tersebut bersifat politis dan bertujuan untuk “terlalu” mempengaruhi keputusan terkait keamanan negara.
“Masalah-masalah ini merupakan inti yurisdiksi lembaga-lembaga politik dan bukan merupakan subjek pemogokan serikat pekerja, dan tidak ada hubungan antara masalah-masalah ini dan perburuhan di Israel,” kata Smotrich dalam suratnya kepada Jaksa Agung.
Kelompok buruh yang dipimpin oleh Bar-David bersumpah “seluruh perekonomian Israel akan ditutup sepenuhnya” pada pukul 6 pagi waktu setempat pada hari Senin ini.
“Kami sedang terpuruk, dan kami tidak berhenti menerima kantong jenazah,” katanya.
Hingga saat ini, 700 ribu warga Israel menggelar mogok nasional, setelah enam orang yang disandera Hamas di Gaza ditemukan tewas pada pekan lalu.
Tentara Israel sebelumnya mengatakan enam mayat ditemukan di terowongan bawah tanah pada hari Sabtu. Mereka adalah bagian dari 97 sandera yang disandera Hamas.
Israel menuduh mereka terbunuh oleh tembakan jarak dekat dari Hamas. Kelompok tersebut membantah bahwa para sandera tewas akibat pemboman yang dilakukan tentara Zionis.
Salah satu yang terkena dampak mogok besar-besaran tersebut adalah Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv yang mulai menghentikan sementara operasionalnya mulai pukul 08.00 waktu setempat.
(dna/bac)