Berita Wamensos Resmi Buka MPLS di Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta

by
Berita Wamensos Resmi Buka MPLS di Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta


Jakarta, Pahami.id

Wakil Menteri Urusan Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono secara resmi membuka pengantar lingkungan sekolah (MPLS) untuk Surakarta 2 Basic School (SRD) dengan Walikota Surakarta, Achmad Ardianto penduduk di Pusat Pelatihan Vokasional dan Produktivitas Surakarta pada hari Senin (6/10).

Dalam pidatonya, Agus Jabo mengungkapkan bahwa sekolah -sekolah rakyat dibuka untuk usia dini dalam upaya untuk mengurangi kemiskinan yang dimulai sebelumnya.

“Kementerian Sosial bersama dengan kementerian lain membawa mereka, meskipun mereka masih di sekolah dasar, untuk bersekolah di sekolah umum,” kata Agus Jabo.


Menurutnya, perekrutan siswa sekolah dasar memiliki tantangannya sendiri. Alasannya adalah, banyak orang tua tidak siap untuk membebaskan anak -anak mereka untuk hidup mandiri.

Mendorong wali siswa untuk mengizinkan anak -anak mereka dididik di sekolah -sekolah orang, Agus Jabo menyarankan kepala sekolah, guru, dan pendidik untuk menjadi orang tua kedua bagi siswa.

“Ketika di kelas, guru akan menjadi tanggung jawab guru, di asrama akan ada wali yang baik dan untuk setiap hari akan ada pengasuh,” kata Agus Jabo.

Agus Jabo kemudian berterima kasih kepada Kementerian Manusia (Kemnaker), yang asetnya digunakan sebagai lokasi Srd 2 Surakarta.

“Jika tidak ada dari SRD 2, tidak akan ada 165 poin sekolah,” katanya.

Sementara itu, Walikota Surakarta Resati Achmad Ardianto menekankan komitmennya untuk mengurangi kemiskinan. Dia juga meyakinkan para penjaga siswa untuk tidak khawatir tentang anak -anak mereka yang bersekolah.

“Memperkenalkan kami, kami tidak bermain game, kami berharap kami dapat meringankan wanita dan pria, pemerintah kota akan selalu bekerja bersama dan membantu. Mudah -mudahan SRD 2 akan lancar, sukses, dan akan bermanfaat bagi orang -orang Surakarta,” kata Resati.

Saat ini, siswa di SRD 2 Surakarta adalah dari segala usia, dari usia 8 hingga 11 tahun, dengan kapasitas sekolah hingga 4 kelas (kelompok studi). Agus Jabo menambahkan bahwa proses perekrutan siswa akan berlanjut.

Nabila (11), seorang siswa SRD yang mengaku tidak pernah menerima pendidikan, memiliki kesempatan pertama untuk menghadiri SRD berkat Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Saat ini, Nabila tinggal di rumah sewaan 4×4 meter, dan tidur dengan tikar.

Ada juga Reva Aulia Mahardia (9) yang sebelumnya bersekolah di sekolah umum, tetapi memilih untuk belajar di sekolah -sekolah rakyat. Sang ibu mengaku telah menolak keinginan itu. Namun, semangat Reva membuatnya meleleh.

(rea/rir)