Berita Wagub Aceh Saat Ketemu Truk Pelat Medan, Tanya Sopir ‘Sudah Makan?’

by
Berita Wagub Aceh Saat Ketemu Truk Pelat Medan, Tanya Sopir ‘Sudah Makan?’


Jakarta, Pahami.id

Wakil Gubernur AFadhlullah diturunkan dengan beberapa truk piring atau nomor polisi di luar Aceh sementara di puncak Gunung Geureute, Aceh Jaya.

Ini terjadi di tengah berita berita setelah beberapa kali ketika Gubernur Utara Sumatra Bobby Nasution memperingatkan truk Aceh Plate (BL) di jalan -jalan di wilayahnya.

Hadir, di jalan di jalan dengan beberapa pengemudi truk di luar Aceh, Fadhlullah juga menemukan pengemudi truk BK (Sumatra Utara). Namun, seorang pria dekat di geladak Fadh tidak meminta mereka untuk mengganti plat ke nomor polisi BL Alias ​​Aceh.


Dia juga menyapa, meminta atau tidak, untuk memberikan uang kepada pengemudi.

Dalam rekaman video, grup dek Fadh melihat truk pelat BK perlahan -lahan melewati area tersebut. Jalannya sempit sehingga pengemudi harus berhati -hati.

Ketika dia melihat truk hijau dengan piring BK, dek Fadh meminta pengemudi untuk makan atau tidak. Sopir itu tidak menjawab bahwa dek Fadh memberinya uang.

“Selamat di Aceh kan? Apakah berhenti di Aceh untuk memeriksa piring?” tanya fadh deck kepada pengemudi, seperti yang dikutip dari DeticumSabtu (4/10).

Sopir menjawab tidak, jadi kelompok itu mengundangnya untuk melanjutkan perjalanannya. Dek Fadh juga bertemu dengan truk BA (Sumatra Barat).

Dek Fadh menanyakan hal yang sama dan kemudian juga memberi pengemudi makanan. Kedua pengemudi tampak tersenyum ketika mereka menerima uang itu.

Dek Fadh pada waktu itu melakukan kunjungan kerja ke Aceh Jaya ketika dia berhenti di puncak Geureute. Dia dikatakan telah menyambut beberapa pengemudi di seluruh Banda Aceh-Meulaboh.

Sebelumnya, masalah yang terkait dengan pelat truk penuh sesak di media sosial, ketika Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution menghentikan truk menggunakan plat BL Aceh dan meminta pengemudi untuk menggantinya sebagai pelat BK. Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem juga menanggapi tindakan Bobby. Dia tidak repot -repot dan menganggapnya sebagai angin pada waktu itu.

“Biarkan orang lain bernyanyi, tetapi kami juga memperingatkan, jika kami telah menjualnya, jika kami gatal, kami menggaruk,” kata Mualem dalam pertemuan pleno di Aceh DPR pada hari Senin (29/9).

Mualem meminta semua orang untuk tetap tenang. Dia mengaku memilih kesepian dan bersabar.

“Tapi tidak apa -apa, kami santai, kami pikir angin lewat, kicauan burung yang membahayakan dirinya sendiri.

Namun akhir -akhir ini, pemerintah Aceh telah membuat aturan yang sama.

Baca berita lengkapnya Di Sini.

(anak-anak)