Berita Virus Bocor dari Laboratorium China

by


Jakarta, Pahami.id

Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA mengungkap asal muasal virus Covid-19 yang diduga bocor dari laboratorium di China.

Kepercayaan baru CIA masih pada tingkat rendah. Namun anggapan tersebut menggantikan anggapan sebelumnya bahwa virus lahir semata-mata akibat peristiwa alam.

“Kami kurang percaya terhadap penilaian ini (covid-19 berasal dari kebocoran laboratorium di China),” kata juru bicara CIA, dikutip dari Al JazeeraSenin (27/1).


“(CIA) akan terus mengevaluasi setiap laporan intelijen baru yang kredibel atau informasi open source yang tersedia yang mungkin mengubah penilaian CIA (tentang asal muasal Covid-19),” tegasnya.

Tuduhan ini muncul tak lama setelah penunjukan Direktur CIA John Ratcliffe. Ia merupakan tokoh intelijen AS yang telah lama meyakini bahwa wabah tersebut bermula dari penelitian di Tiongkok.

Selama bertahun-tahun CIA tidak memiliki cukup bukti tentang pemicu awal Covid-19. Namun, Ratcliffe kini berjanji untuk mengungkap semuanya dan menjadikan penyelidikan asal usul virus sebagai prioritas.

“Saya telah mencatat bahwa menurut saya kecerdasan, sains, dan akal sehat kita semuanya benar-benar menunjukkan bahwa virus corona berasal dari kebocoran di Institut Virologi Wuhan,” klaim Ratcliffe dalam sebuah wawancara dengan Breitbart.

Sementara itu, banyak ilmuwan yang meyakini virus tersebut muncul secara alami pada hewan. Kemudian, penyakit ini menyebar ke manusia melalui wabah di sebuah pasar di Wuhan, Tiongkok.

Sebaliknya, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington membantah penilaian terbaru CIA. Mereka menekankan bahwa badan intelijen telah mencapai kesimpulan yang menyesatkan.

“Penyebab virus ini adalah masalah ilmiah yang kompleks. Para ilmuwan dan ahli harus menemukan jawabannya melalui penelitian ilmiah yang cermat dan menyeluruh, bukan penilaian politisi,” kata juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok Liu Pengyu.

“Kami dengan tegas menentang politisasi dan stigmatisasi sumber virus, dan sekali lagi menghimbau semua orang untuk menghormati ilmu pengetahuan dan menjauhi teori konspirasi,” tegasnya.

(skt/wiw)