Jakarta, Pahami.id —
Viral aksi seorang menteri di India yang tiba-tiba melepas paksa hijab yang dikenakan seorang dokter wanita di sebuah acara pemerintahan.
Sebuah video yang menjadi viral di media sosial menunjukkan Nitish Kumar, ketua menteri negara bagian Bihar, secara paksa melepas penutup wajah seorang wanita yang menerima surat penunjukan sebagai dokter.
Dalam video tersebut, Kumar terlihat memegang dokumen resmi dan dikelilingi beberapa pejabat. Dia kemudian menunjuk ke tudung yang dikenakan dokter dan memintanya melepasnya.
Sebelum dokter sempat bereaksi, Kumar mengulurkan tangan dan membuka tudung hingga memperlihatkan wajah dokter.
Kumar berusaha menghentikan tindakan seorang menteri yang berdiri di sampingnya, namun upaya sederhana ini tidak menghentikan apapun dan menteri tersebut pun tertawa bersama yang lain setelah tudung dokter dilepas.
Peristiwa ini terjadi pada sebuah upacara yang digelar di ibu kota Patna.
Kumar telah menjabat sebagai ketua menteri Bihar selama hampir dua puluh tahun. Pria berusia 74 tahun ini adalah sekutu dekat Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi.
Video tersebut pertama kali diunggah di X oleh Rashtriya Janata Dal (RJD), sebuah partai politik penentang koalisi Modi-Kumar.
“Apa yang terjadi pada Nitish ji [“ji” adalah gelar kehormatan dalam bahasa Hindi]? Apakah kondisi mentalnya benar-benar memburuk, atau apakah Nitish ‘Babu’ [gelar kehormatan Hindi lainnya] sekarang sudah menjadi 100 persen Sanghi?” kata pihak RJD Al Jazeera.
Sanghi mengacu pada seseorang yang berafiliasi dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah organisasi sayap kanan berusia 100 tahun yang bertujuan mengubah India yang secara konstitusional sekuler menjadi negara Hindu.
Modi dan sebagian besar pemimpin BJP lainnya adalah anggota RSS seumur hidup.
BJP dan sekutunya telah lama berkampanye menentang pemakaian jilbab oleh perempuan Muslim. Pada tahun 2022, pemerintah BJP di negara bagian Karnataka melarang hijab di ruang kelas, sehingga memicu protes besar-besaran dari komunitas Muslim.
Beberapa kelompok Hindu bahkan menuntut pelarangan hijab secara nasional. Hampir 18 persen dari 127 juta penduduk Bihar adalah Muslim.
Protes panen
Partai oposisi dan kelompok Islam mengutuk tindakan Kumar dan menuntut pengunduran dirinya.
“Seorang pria yang menduduki jabatan tertinggi di Bihar secara terbuka telah melakukan tindakan tercela. Bayangkan saja, seberapa amankah perempuan di negara bagian ini? Nitish Kumar harus segera mengundurkan diri karena perilaku menjijikkan ini,” tulis oposisi utama Partai Kongres di X.
Pada Rabu (17/12), anggota All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), sebuah partai politik yang mewakili Muslim dan minoritas lainnya, melakukan demonstrasi di Mumbai dan menuntut agar Kumar dihukum.
“Seorang perempuan Muslim telah dicemarkan,” teriak seorang perempuan pengunjuk rasa ketika dia diseret oleh sekelompok petugas polisi, lapor kantor berita Press Trust of India.
“Nitish Kumar harus mengundurkan diri,” kata anggota lain di sana.
Zaira Wasim, mantan aktris dari wilayah Kashmir yang dikelola India, juga menuntut “permintaan maaf tanpa syarat” dari Kumar. Ia menekankan bahwa martabat perempuan “bukanlah mainan yang bisa dipermainkan.”
“Kekuasaan tidak memberikan izin melintasi perbatasan,” ujarnya di X.
Bahkan Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar angkat bicara. Dia menyebut kejadian itu “memalukan” dan “sangat meresahkan”.
“Tindakan tersebut menekankan pentingnya melindungi hak-hak kelompok minoritas dan mengatasi peningkatan kasus Islamofobia yang mengkhawatirkan. Penghormatan terhadap perempuan dan keyakinan agama harus tetap menjadi prinsip mendasar dan tak tergoyahkan di setiap masyarakat,” tulis Dar dalam X.
Kumar belum angkat bicara mengenai kritik terhadap dirinya. Pada Kamis (18/12), partainya, Janata Dal-United (JD-U), memposting di X bahwa Ketua Menteri selalu mendukung kelompok minoritas selama menjabat.
“Minoritas aman dan terlindungi di bawah pemerintahan Nitish,” tulis partai tersebut.
(blq/dna)

