Jakarta, Pahami.id —
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump resmi diangkat menjadi Senator Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Dalam pernyataannya pada Rabu (13/11), Trump menilai Rubio layak menjadi diplomat tertinggi Paman Sam karena ia merupakan sosok yang sangat dihormati.
“Marco [Rubio] adalah seorang pemimpin yang sangat dihormati dan suara yang kuat untuk kebebasan. “Dia akan menjadi pembela yang gigih bagi Negara kita, sahabat sejati bagi sekutu kita, dan pejuang pemberani yang tidak akan mundur dari musuh-musuh kita,” kata Trump dalam pernyataannya seperti dikutip CNN.
Menanggapi pernyataan Trump melalui akun X miliknya, Rubio menyebut penunjukan ini sebagai “tanggung jawab besar”.
Dia mengatakan dia merasa “terhormat atas kepercayaan yang diberikan Presiden Trump kepadanya.”
Rubio bertekad selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, ia akan membawa perdamaian dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat AS dalam melaksanakan kebijakan luar negeri Paman Sam.
“Sebagai Menteri Luar Negeri, saya akan bekerja setiap hari untuk melaksanakan agenda kebijakan luar negerinya. Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, kita akan mencapai perdamaian melalui kekuatan dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat Amerika dan Amerika di atas segalanya,” kata Rubio.
Meski ditunjuk langsung oleh Trump, namun penunjukan Rubio sebagai Menteri Luar Negeri AS masih memerlukan persetujuan Senat untuk mengisi jabatan tersebut.
Marco Rubio adalah senator Amerika Serikat dari negara bagian Florida dan anggota Partai Republik. Ia lahir pada tanggal 28 Mei 1971 di Miami, Florida, dari keluarga imigran Kuba, dan dikenal sebagai tokoh politik yang blak-blakan mengenai masalah kebijakan luar negeri serta pandangannya yang kuat terhadap negara-negara seperti Tiongkok, Kuba, dan Venezuela. .
Rubio telah menjadi tokoh yang cukup berpengaruh di kalangan konservatif, terutama dalam isu hak asasi manusia dan kebijakan terhadap Amerika Latin.
Rubio menjadi terkenal ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik pada tahun 2016. Meskipun ia akhirnya dicopot dan memberikan dukungannya kepada Donald Trump, ia tetap aktif di Senat dan mendapat perhatian karena sikapnya yang kuat terhadap isu-isu internasional.
Sebagai pejuang kebebasan dan hak asasi manusia, ia sering menyerukan perlunya Amerika Serikat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin global yang kuat.
Salah satu pilihan Trump yang juga akan menarik perhatian kabinetnya ke depan adalah penunjukan taipan terkaya dunia sekaligus pendiri SpaceX, Elon Musk. Trump menunjuk Elon Musk untuk mengepalai badan baru, Departemen Efisiensi Pemerintah, yang tampaknya akan fokus mengawasi pengeluaran nasional.
(rds)