Jakarta, Pahami.id –
Israel masih ingin bertarung Ian Pada saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Teheran lagi
Kepala Angkatan Pertahanan Israel (IDF) Eyal Zamir mengatakan bahwa perang melawan Iran tidak berakhir.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (7/22), Zamir mengatakan Iran dan Pro -middle East tetap dalam pengawasan ketat Israel, terlepas dari gencatan senjata yang berlaku.
“Iran dan koalisi mereka tetap di bawah pengawasan kami. Perang melawan Iran belum selesai,” kata Zamir, seperti yang disebutkan Waktu Israel.
Ini adalah pernyataan terbaru yang dinyatakan oleh Israel di tengah gencatan senjata dengan Iran. Tel Aviv dan Teheran pada bulan Juni saling bertarung sampai Amerika Serikat turun tangan untuk gencatan senjata.
Perang kedua -dua negara meletus setelah kekhawatiran Israel akan ancaman nuklir Iran. Israel menuduh Iran memiliki kemampuan nuklir yang hampir dapat menghasilkan senjata perusakan skala besar.
Bersamaan dengan tuduhannya, Israel membombardir situs nuklir dan tentara Teheran. Israel juga membunuh para ilmuwan nuklir dan perwira militer Iran yang tinggi.
Tiga situs nuklir Iran, yaitu Isfahan, Natanz, dan Fordow dihancurkan setelah diserang oleh Amerika Serikat, karena persuasi Israel. Meskipun situs nuklir rusak, Teheran mengklaim sistem pertahanan udara telah pulih setelah dibom oleh Tel Aviv.
Dalam pernyataan yang sama, Zamir juga menekankan bahwa IDF harus “beroperasi secara luas” di berbagai arena di sepanjang perbatasan.
Dia juga meminta tentara untuk terus memperkuat pertahanan udara Israel.
“Kami akan mempertahankan keunggulan udara dan meningkatkan upaya intelijen,” katanya.
Pada kesempatan itu, Zamir juga mengatakan bahwa perang di Gaza adalah salah satu konflik paling kompleks yang pernah dimiliki IDF.
Dia menyoroti jumlah tentara yang meninggal selama perang di Jalur Gaza.
Invasi Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina, mayoritas anak -anak dan wanita. Lebih dari 142 ribu orang juga terluka dalam invasi.
Intrusi brutal yang telah ada sejak Oktober 2023 terus menjadi perhatian bagi komunitas internasional. Alasannya adalah bahwa Gaza dipukul oleh kelaparan akut, sementara Israel terus memblokir atau membatasi masuknya bantuan kemanusiaan.
(Yesus/BAC)