Jakarta, Pahami.id –
Komunitas Akademik Universitas Trisakti Mendorong empat muridnya yang meninggal dalam tragedi 12 Mei 1998 atau dikenal sebagai tragedi trisakti Pahlawan Reformasi.
“Ada aspirasi besar dari semua komunitas akademik Trisakti untuk meningkatkan tingkat menjadi pahlawan reformasi atau pahlawan nasional,” kata Ketua Ika Trisakti Maman Abdurrahman di Jakarta Selatan pada hari Sabtu (26/4).
Maman bersikeras bahwa ia akan berjuang untuk aspirasi dan mendiskusikannya dengan pihak -pihak yang relevan.
“Saya pikir momentumnya benar karena teman -teman saya melihat tempat saya di kabinet, jadi Tuhan sudah siap, kesempatan untuk mendorong akan lebih mudah untuk bertarung,” katanya.
Empat siswa Trisakti yang meninggal selama periode pembaruan adalah Yang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Mereka meninggal karena peluru yang tajam selama demonstrasi siswa pada waktu itu.
Tragedi ini adalah catatan gelap dalam sejarah demokrasi Indonesia. Pada saat itu, sebuah demonstrasi besar terjadi Suharto untuk mengundurkan diri sebagai presiden.
Pada 15 Agustus 2005, presiden ke -6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan kehormatan bintang layanan utama kepada mereka dan didirikan sebagai pahlawan reformasi kepada empat orang.
Keputusan itu dibuat berdasarkan dekrit presiden nomor 057 / TK / 2005 tertanggal 9 Agustus 2005.
(MNF/AGT)