Lampung, Pahami.id –
Siswa Sekolah Dasar (SD) di Lampung Selatan bertekad untuk memanjat tiang bendera setinggi 12 meter selama peringatan 80 tahun Indonesia’s Indonesia, untuk menghubungkan kait bendera merah dan putih yang dilepaskan.
Insiden itu terjadi di ladang merpati, cara Muli Master Village, Distrik Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, pada hari Minggu (5/17) di pagi hari.
Pada waktu itu para peserta upacara segera dipindahkan ke 5 -tahun SDN. 5 -YEAR -LOL Raihan Diaz Rinawi.
Dia dengan cepat berlari dari upacara dan bertindak untuk memanjat tiang bendera setinggi 12 meter untuk mengambil ujung tali yang ditangkap di tiang.
Tindakan heroik sekolah dasar ini, direkam dalam video amatir yang berlangsung satu menit. Dalam rekaman itu, Raihan mendaki tiang bendera tanpa ragu bahkan tanpa menggunakan peralatan keselamatan.
Pada waktu itu bendera baru tidak dapat terbang, sementara upacara itu mampu menatap saus merah dan putih yang berhenti di bagian bawah tiang. Suasana, tiba -tiba -dicampur secara emosional dengan kepanikan.
Petugas upacara dari unsur -unsur TNI, Polry dan forkopimcam yang terletak di lokasi lokasi sambil memegang tiang bendera dan mengharapkan hal -hal yang tidak diinginkan.
Jeritan upacara dan orang -orang yang mendorong Raihan untuk tiba -tiba bergegas ketika sekolah dasar dengan cepat memanjat tiang bendera. Mereka juga berteriak, sehingga anak -anak sekolah dasar berhati -hati karena angin kencang.
Berkat keberaniannya, parade bendera -kecanduan dapat dilanjutkan dan remah -remah merah dan putih di langit disertai dengan suasana yang bangga dan emosional.
Kepala sub-distrik Rajabasa Firdaus mengkonfirmasi bahwa insiden itu terjadi pagi ini selama peringatan 80 tahun Hari Kemerdekaan Indonesia Indonesia. Bendera merah dan putih dipisahkan dari tali pengait ketika lagu Raya Indonesia akan dinyanyikan.
“Ya, itu benar, insiden itu terjadi ketika lagu kemerdekaan ingin dinyanyikan -bendera dilepaskan dari tali pengait, tetapi bendera merah dan putih tidak jatuh ke tanah, karena segera dipegang oleh petugas Paskibra,” kata Firdaus pada hari Minggu (8/17) sore.
Pada waktu itu, kata Firdaus, upacara bendera dihentikan. Di tengah -tengah momen kecemasan, Raihan berlari ke tiang bendera dan menawarkan untuk memperbaiki kait bendera longgar.
“Dia (Raihan) datang dan mengatakan dia ingin memperbaikinya, pada saat yang sama memanjat tiang bendera untuk memperbaiki kait yang dapat dilepas.
Selama acara tersebut, Raihan menerima banyak pujian atas tindakan heroiknya yang putus asa untuk memanjat tiang bendera setinggi 12 meter untuk memperbaiki kait yang dirilis bahkan dalam bahaya.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bocah sekolah dasar bernama Raihan atas tindakan itu, sehingga upacara untuk memperingati deklarasi deklarasi berjalan lancar berkat tindakan Raihan,” katanya.
Firdaus mengaku bangga dengan keberanian Raihan dan secara efisien memanjat tiang bendera untuk menyelamatkan merah dan putih untuk terus terbang selama peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Raihan adalah pahlawan kecil, tanpa keberaniannya, bendera merah dan putih tidak akan terbang dalam pelaksanaan upacara kemerdekaan saat ini,” katanya.
Menurutnya, tindakan heroik Raihan segera menerima tanggapan dari Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama. Bahkan, Bupati memintanya untuk mempresentasikan prestasinya di upacara bendera di Menara Siger sore ini.
Dia menambahkan bahwa untuk tindakan pencapaian, partainya akan memberikan kompensasi dengan memberikan kebutuhan untuk sekolahnya.
“Kami telah memberi belas kasihan, di masa depan pemerintah distrik Rajabasa akan memberikan bantuan untuk kebutuhan sekolah,” katanya.
Terlepas dari prinsipal SDN 1 Way Muli, Agus Subagyo bangga dengan tindakan heroik salah satu muridnya dengan memanjat tiang bendera selama Hari Kemerdekaan ke -80 yang diadakan di distrik Rajabasa.
“Kami sebagai pendidik (guru) harus bangga. Terima kasih Tuhan, Raihan memiliki semangat patriot dan nasionalisme dan saya sangat tersentuh dan bangga,” katanya.
Peringatan ke -80 dari peringatan 80 tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Pigeon Field, Way Muli Main Village, Distrik Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, pada hari Minggu (5/17) pagi ini adalah kisah yang tak terlupakan.
Tindakan heroik seorang bocah sekolah dasar bernama Raihan tidak hanya menyelamatkan upacara, tetapi juga membuktikan bahwa semangat kepahlawanan itu hidup tetapi dari seorang anak laki -laki dari Pantai Lampung Selatan.
(zai/gil)