Jakarta, Pahami.id —
Houthi baru-baru ini terlibat konflik antara Israel dan Hizbullah masuk Libanon.
Mereka bahkan mengaku telah melancarkan serangan rudal balistik di selatan ibu kota Tel Aviv dan serangan drone di kota pesisir Ashkelon Israel pada Jumat (27/9).
Juru bicara Houthi, Yahya Serea mengatakan, mereka akan terus melancarkan serangan terhadap Israel hingga Negara Zionis menghentikan agresi militernya di Gaza dan Lebanon.
Jadi, siapakah kelompok Houthi?
Profil Houthi Yaman
Houthi adalah partai politik dan kelompok milisi dari Yaman. Partai politik dan kelompok milisi ini, juga dikenal sebagai Ansar Allah (pendukung Tuhan), menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa dan sebagian Yaman barat dan utara yang berbatasan dengan Arab Saudi.
Dilaporkan Al JazeeraHouthi resmi berdiri pada tahun 1990an. Nama Houthi sendiri diambil dari nama mendiang pendirinya, Hussein Badr al-Din al-Houthi. Al-Houthi sendiri merupakan aktivis spiritual Islam Syiah Zaydi dan politikus senior asal Yaman, seperti dikutip Inggris.
Setelah didirikan pada tahun 1990-an, nama Houthi kemudian mulai muncul ketika mereka mencoba memberontak terhadap pemerintah Yaman pada awal tahun 2000-an. Pemberontakan tersebut dilakukan untuk menggulingkan rezim Presiden Yaman yang sudah lama berkuasa, Ali Abdullah Saleh, seperti dikutip BBC.
Pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman kemudian semakin membabi buta pada tahun 2014. Saat itu, mereka memberontak terhadap pemerintah dan berhasil merebut ibu kota Sanaa.
Jatuhnya ibu kota Sanaa ke tangan Houthi saat itu menandai kemenangan mereka atas pemerintah Yaman. Mereka mengaku berhasil mengambil alih jalannya pemerintahan dari tangan pemimpin otoriter Yaman.
Hingga satu dekade berlalu, konflik antara kelompok milisi Houthi dan pemerintah Yaman masih terus berlangsung. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut perang saudara antara Houthi dan Yaman sebagai “krisis kemanusiaan terburuk di dunia”.
Alhasil, Arab Saudi pun berusaha memasuki kisruh yang terjadi di antara mereka. Dengan kekuatan yang dimiliki, negara kaya minyak itu berusaha membentuk aliansi dengan negara-negara Arab lainnya untuk menekan kelompok Houthi yang telah merebut kekuasaan pemerintahan di Yaman.
Didukung oleh Iran
Iran diduga memasok senjata ke Houthi. Tuduhan tersebut mulai muncul setelah kelompok milisi Yaman menyerang kapal dagang yang melewati Laut Merah dengan beberapa drone dan rudal pada November 2023.
Dilaporkan BBCAmerika Serikat menduga drone dan rudal tersebut buatan Iran. Selain itu, menurut Institut Politik Internasional Italia, Iran juga membantu Houthi membangun pabrik drone dan rudal di Yaman.
Namun Iran membantah semua anggapan tersebut. Iran bersikeras bahwa mereka hanya mendukung Houthi secara politik, bukan militer.
Pakar Timur Tengah Universitas Cambridge, Dr. Elisabeth Kendall pun mengomentari hal ini. Menurutnya, ada kemungkinan Houthi didukung secara militer oleh Iran. Namun, dia mengizinkan negara yang mayoritas Muslim Syiah itu mengendalikan sepenuhnya Houthi.
“Houthi tidak dapat beroperasi pada tingkat ini tanpa senjata, pelatihan, dan intelijen Iran. Namun, tidak jelas apakah Iran memiliki komando dan kendali langsung atas Houthi,” kata Kendall seperti dikutip. BBC.
(gas/bac)