Berita Saudi Semprot DK PBB Tapi Tolak Ide Iran Embargo Minyak ke Israel

by

Jakarta, Pahami.id

Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) dikecam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) namun menolak menerapkan embargo minyak terhadapnya Israel.

Kritik MbS ​​terhadap DK PBB tampak dalam pidatonya pada konferensi luar biasa (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh pada Sabtu (11/11).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Kita menghadapi bencana kemanusiaan yang menunjukkan kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional,” kata MbS dalam pidatonya, seperti dikutip Al Arabiya.

Dalam kesempatan itu, MbS juga menyerukan “penghentian segera” agresi militer Israel di Gaza. Ia juga meminta Israel untuk mengakhiri pendudukan dan pemukiman ilegal sehingga perdamaian abadi dapat terwujud.

MbS juga mengecam serangan brutal Israel yang memakan ribuan korban jiwa di Palestina.

Meski mendapat kritik keras, negara-negara Arab termasuk Saudi mengabaikan usulan Iran yang menyerukan embargo minyak terhadap Israel.

Usulan ini juga ditolak oleh negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel seperti Yordania dan Mesir.

Iran mengajukan usulan ini karena menganggap kritik saja tidak cukup untuk mempengaruhi Israel.

“Tidak ada jalan lain selain melawan Israel, kami mendukung Hamas dalam perjuangannya melawan Israel,” kata Raisi dalam pidatonya, seperti dikutip Iran International, Sabtu (11/11).

OKI dan Liga Arab mengadakan pertemuan puncak untuk membahas situasi di Palestina dan menentukan langkah yang harus diambil menyusul tindakan brutal Israel.

Rapat tersebut menghasilkan resolusi yang memuat 31 poin. Hal ini termasuk mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bertindak untuk menghasilkan resolusi agar kekejaman dapat segera dihentikan, bantuan dapat mengalir masuk, dan pentingnya mematuhi hukum internasional.

Resolusi tersebut juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi agar Israel menghentikan agresinya dan resolusi untuk menghancurkan rumah sakit di Gaza.

Beberapa forum juga akan digunakan untuk meminta pertanggungjawaban Israel melalui Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Mahkamah Internasional (ICJ), dan Dewan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, resolusi OKI juga mengecam standar ganda dalam penerapan hukum internasional, dan pengusiran 1,5 juta warga Palestina dari utara ke selatan Gaza.

Resolusi tersebut juga mendorong dimulainya proses perdamaian yang serius untuk mencapai perdamaian berdasarkan solusi dua negara.

(isa/bac)