Jakarta, Pahami.id —
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia belum siap jika perdamaian berakhir perang kesinambungan antara kedua negara. Dia menegaskan terbuka untuk melakukan negosiasi segera jika Moskow menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.
Demikian disampaikan Zelensky pada konferensi perdamaian yang digelar di Swiss, Minggu (16/6). Rusia sendiri tidak menghadiri konferensi tersebut.
“Rusia dan kepemimpinannya belum siap untuk perdamaian yang adil, ini faktanya,” kata Zelensky dalam konferensi pers, dikutip AFP.
Komunike terakhir, yang disetujui oleh sekitar 80 negara, menegaskan kembali komitmen terhadap “integritas teritorial” Ukraina dan mengatakan dialog antara “semua pihak” diperlukan untuk mengakhiri konflik.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, memicu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Pasukan Rusia masih menguasai kurang dari seperlima wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, termasuk semenanjung Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya meminta Ukraina menarik pasukannya dari selatan dan timur negara itu jika invasi ingin diakhiri.
Sebagai tanggapan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam seruan tersebut sebagai seruan untuk “menyerah”, sementara Zelensky menolak ultimatum yang “mirip Hitler”.
Sebaliknya, Zelensky menyerukan Rusia untuk menarik diri sepenuhnya dan menghormati “integritas teritorial” Ukraina.
“Rusia dapat memulai perundingan dengan kami bahkan besok, tanpa menunggu apa pun, jika mereka meninggalkan yurisdiksi kami,” katanya.
Zelensky juga mengatakan bahwa dia ingin melihat Tiongkok memainkan peran lebih besar dalam membahas penyelesaian konflik.
Beijing, sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi, tidak menghadiri pertemuan tersebut sebagai protes karena tidak diundang oleh Moskow.
“Saya percaya Tiongkok dapat membantu kami. Itu sebabnya saya sangat ingin melihat proposal tertentu yang diajukan pihak Tiongkok,” kata Zelensky.
“Ukraina tidak pernah mengatakan bahwa Tiongkok adalah musuh,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah ia akan menganggap Tiongkok sebagai teman, Zelensky berkata, “Saya percaya bahwa teman adalah mereka yang membantu ketika keadaan sulit. Dan saya ingin Tiongkok menjadi teman bagi Ukraina.”
(tim/dmi)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);