Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin Gereja Katolik Dunia dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskusmenyelesaikan perjalanan kerasulannya di Asia Pasifik pada hari ini, Jumat (13/9).
Paus Fransiskus segera berangkat ke Roma, Italia, setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke Singapura pagi ini.
Berdasarkan siaran langsung Keuskupan Agung Katolik Roma Singapura, pesawat Singapore Airlines yang membawa Bapa Suci berangkat sekitar pukul 12.30 waktu Singapura. Pesawat akan langsung mendarat di bandara Roma.
Kunjungan apostolik di Asia-Pasifik ini merupakan perjalanan terpanjang Paus Fransiskus selama menjabat sebagai Paus Vatikan. Total kunjungannya selama 12 hari, dimulai dari Indonesia, berlanjut ke Papua Nugini, Timor Leste, dan berakhir di Singapura.
Sejumlah pihak khawatir kunjungan apostolik ini tidak berjalan lancar karena kendala kesehatan Paus Fransiskus.
Paus berusia 87 tahun itu menjalani operasi hernia pada Juni 2023 dan menderita flu dan bronkitis awal tahun ini.
Sementara di empat negara Asia Pasifik, Paus Fransiskus terlihat mengandalkan kursi roda untuk bergerak. Dia telah menggunakan kursi roda sejak tahun 2022 karena nyeri lutut dan pinggul.
Dalam beberapa kesempatan, Paus juga tampak kelelahan dan kesulitan membuka mata saat mendengarkan pembacaan liturgi hingga larut malam atau saat menonton parade resmi militer.
Meski begitu, Paus Fransiskus menampik kekhawatiran akan kesehatannya karena ia selalu bersemangat setiap kali bertemu dan menyapa orang, terutama anak-anak. Ia juga tak pernah lelah mengajak semua pihak untuk membantu dan memperhatikan pihak yang membutuhkan.
Berikan pesan yang mendalam
Kondisi cuaca dan perbedaan waktu yang jauh tidak menyurutkan semangat Paus Fransiskus dalam menyampaikan pesan mendalam kepada pejabat negara dan umat Katolik.
Paus, misalnya, menasihati para pemimpin untuk tidak melupakan kelompok miskin dan terpinggirkan.
Di Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal untuk menyampaikan pesan bersama menentang konflik dan perubahan iklim.
Di Papua Nugini, Paus Fransiskus mengingatkan penduduk sebuah desa untuk menghentikan kekerasan dan meninggalkan takhayul dan ilmu sihir.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para pemimpin politik dan pengusaha agar memberikan manfaat bagi “seluruh masyarakat” dari kekayaan sumber daya alam negara.
Di Timor Leste, Paus Fransiskus menyambut era baru “perdamaian” sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002.
Dan di Singapura, Paus Fransiskus menyerukan “perhatian khusus” terhadap pekerja migran, yang telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan kemajuan negara. Ia meminta pekerja asing diberikan upah yang adil.
(blq/rds)