Jakarta, Pahami.id –
Organisasi Komunitas (CSO) Grib Jaya dikatakan telah menggunakan tanah itu Bmkg Di Aren Pond, Tangang Selatan, Banten, selama dua atau tiga tahun untuk Pasar Malam untuk Kompetisi Burung.
“Ada juga beberapa acara, pasar malam dan sebagainya (termasuk) burung yang mengamuk,” kata Komisaris Utama Hubungan Masyarakat Metro Jaya Ade Syam Syam Indradi pada hari Sabtu (5/25).
Sebanyak 17 orang ditangkap oleh polisi terkait dengan pendudukan tanah BMKG oleh Grib Jaya di Tangang Selatan. Sebelas orang adalah anggota organisasi massa, sisanya menjadi ahli waris tanah dengan sekitar 12 hektar.
“Kami menekankan bahwa tidak ada ruang untuk semua bentuk penggemar di polisi distrik Metro Jaya,” kata Ade Ary.
Dia mengatakan pelaku dikatakan mengendalikan tanah tanpa properti BMKG. Tanah itu kemudian diberikan izin kepada pengusaha atau pedagang lokal untuk membeli dan menjual kegiatan.
“Berikan izin kepada beberapa orang, beberapa pengusaha lokal, ya ada pengusaha lele pecel, sehingga pedagang hewan pengorbanan, yang dikumpulkan liar, pengusaha kucing pecel dikumpulkan RP3,5 juta sebulan,” kata Ade Ary.
“Kemudian dari pengusaha pengusaha telah dikumpulkan RP22 juta,” katanya.
Ketua Grib Jaya DPC awal Y menerima pendapatan dari transaksi.
Proses hukum masih berlangsung ketika Direktorat Investigasi Kriminal terhadap Polisi Metropolitan Jakarta telah menerima laporan polisi dari BMKG terkait dengan tindakan kriminal yang diduga oleh pengendalian tanah, sehingga tuduhan kejahatan terhadap hak -hak itu tidak terlupakan.
Dihubungi secara terpisah, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menegaskan bahwa tanah di Tangerang Selatan sepenuhnya dimiliki oleh BMKG. Tidak ada catatan perselisihan tentang tanah yang dimaksud.
“Sertifikat Tanah BMKG Hak atas BMKG dan tidak memiliki catatan konflik dan sengketa,” kata Nusron ketika dihubungi melalui pesan teks pada hari Minggu (5/25).
(Ryn/isn)
