Berita Profesor AS Beri Catatan Kritis soal Kemenangan Quick Count Prabowo

by

Jakarta, Pahami.id

Profesor di Amerika Serikat Zachary Abuza memberikan catatan kritis terkait kemenangan calon presiden nomor urut 02 Prabu Subianto dalam penghitungan cepat pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia.

Abuza mengutarakan pendapatnya dalam artikel Berita Benar bertajuk “Gen. Kemenangan Prabowo dalam pemilu memberikan bayang-bayang panjang bagi Asia Tenggarayang dirilis pada Kamis (15/2).


Dia mengatakan, “ada beberapa alasan yang perlu dikhawatirkan” jika Prabowo Subianto memenangkan Pilpres 2024 dan memerintah Indonesia.

Pertama, akan terjadi masa instabilitas pasca pemilu akibat kesulitan dalam membentuk pemerintahan, seperti yang terjadi di Malaysia dan Thailand.

Abuza mengatakan, jika Prabowo memenangkan Pilpres, maka ia baru akan dilantik pada bulan Oktober, kecuali parlemen mempercepat tanggal pelantikan.

“Itu berarti akan ada masa kepresidenan yang lemah dan Prabowo, yang terkenal tidak sabar, akan tersingkir,” tulis Abuza.

Bebek lumpuh adalah istilah politik yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “bebek lumpuh”. Istilah ini mengacu pada keadaan dimana pemimpin yang ada sudah tidak mempunyai pengaruh lagi karena sudah ada penggantinya.

Dalam konteks ini, Abuza menyoroti koalisi Prabowo yang saat ini hanya menguasai sekitar 33 persen kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ia juga menilai akan banyak perubahan politik yang terjadi di Indonesia mulai saat ini hingga Oktober mendatang.

“Dia akan mencoba menggabungkan partai-partai Islam sentris dan konservatif dalam koalisi oposisinya untuk membentuk mayoritas yang kuat,” kata Abuza seperti dikutip CNN.

Di Malaysia, ketidakstabilan pasca pemilu cukup parah karena tidak ada partai politik atau koalisi yang memperoleh suara mayoritas mutlak. Situasi ini menyebabkan negara Jiran itu harus menghadapi parlemen gantung untuk pertama kalinya.

Raja Malaysia turun tangan dan menunjuk perdana menterinya sendiri untuk menetralisir politik negara tersebut.

Di Thailand juga terjadi drama politik ketika peraih suara terbanyak pemilu, Partai Move Forward, dihadang Senat yang rakyatnya ditunjuk oleh militer.

Partai Move Forward adalah partai pemuda yang menganjurkan reformasi di negara yang dibayangi oleh kepemimpinan militer.

Kedua, Abuza juga menyatakan kemenangan Prabowo menunjukkan akan ada sejarah amnesia yang terjadi di Indonesia.

Abuza mengatakan situasi di Filipina adalah bukti nyata bahwa masyarakat telah melupakan sejarah. Pilpres Filipina 2022 dimenangkan oleh Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong, putra diktator Ferdinand Marcos Sr.

Saat berkampanye, Bongbong menutupi kediktatoran dan kleptokrasi ayahnya dengan menggunakan media sosial untuk menarik perhatian generasi muda yang tidak tahu tentang sejarah. Dia akhirnya memenangkan suara generasi muda dan menjadi presiden Filipina, mengikuti jejak ayahnya yang memimpin negara itu selama dua dekade.

Tim kampanye Prabowo mengikuti cara Bongbong, tulis Abuza di media Berita Benar.

Prabowo, kata Abuza, mengubah citranya saat berlaga di Pilpres 2014 dan 2019, padahal ia jelas-jelas ingin membawa Indonesia menjadi pemerintahan yang kuat.

Bersambung di halaman berikutnya…


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);